kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laut China Selatan memanas, kapal perang AS diusir militer China


Rabu, 23 Desember 2020 / 11:44 WIB
Laut China Selatan memanas, kapal perang AS diusir militer China

Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Partai Komunis China mengklaim memiliki Taiwan meskipun tidak pernah memerintah di sana dan mengancam akan menyerang jika pulau itu menolak untuk dianeksasi secara damai. AS memiliki hubungan informal yang kuat dengan pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis dan merupakan pemasok senjata terbesarnya.

Mengutip The Telegraph, sementara itu, USS John S McCain pekan lalu sedang berlatih perang anti-kapal selam dengan kapal selam bertenaga nuklir Prancis FS Emeraude dan kapal perusak helikopter Jepang JS Hyuga di Laut Filipina.

Baca Juga: Dipimpin kapal induk Shandong, kapal perang China bertolak ke Laut China Selatan

Dalam sebuah pernyataan tentang pelayaran Spratly-nya, Angkatan Laut AS mengatakan klaim maritim yang melanggar hukum dan luas oleh China telah menimbulkan ancaman serius bagi kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, perdagangan bebas dan perdagangan tanpa hambatan untuk negara lain di wilayah tersebut.

Diperkirakan, nilai transaksi perdagangan internasional yang melewati Laut China Selatan setiap tahun mencapai US$ 5 triliun. Hal ini semakin menambah kekhawatiran tentang kendali China atas perairannya dan meningkatkan kemungkinan bahwa China dapat menggunakan aksesnya sebagai alat pemaksaan ekonomi.

Beijing juga ingin memanfaatkan cadangan minyak dan gas besar yang diyakini berada di bawah dasar lautnya.

Awal tahun ini, China mendapat teguran keras dari Vietnam, atas dugaan survei minyak di daerah tersebut dan dengan membentuk dua unit administratif di Kepulauan Paracel dan Spratly.

Baca Juga: Perang AS-China bisa meletus di Laut China Selatan, ini sebabnya

China membantah melakukan kesalahan. Dalam peringatannya pada hari Selasa, PLA menuduh AS merusak perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Tindakan AS seperti itu telah sangat melanggar kedaulatan dan keamanan China dan sangat merusak perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan,” kata Kolonel Tian seperti dilansir The Telegraph.

Selanjutnya: Tangkal ancaman invasi oleh China, Taiwan bangun kapal selam canggih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

×