kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba sejumlah emiten multifinance masih menurun pada awal tahun ini


Senin, 10 Mei 2021 / 15:35 WIB
Laba sejumlah emiten multifinance masih menurun pada awal tahun ini

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten multifinance yang telah melaporkan kinerja tiga bulanan pertamanya  terlihat masih mengalami penurunan kinerja terutama dalam hal laba. 

Kondisi pandemi covid-19 yang mulai membaik di kuartal pertama ini ternyata belum membantu mengangkat kinerja kembali seperti sebelum pandemi. Selain itu, adanya stimulus yang diberikan pun juga masih belum memberi pengaruh yang signifikan.

Berdasarkan data OJK, laba bersih perusahaan multifinance masih turun sebesar 23,5% yoy pada kuartal I-2021. Hal tersebut berarti laba yang dibukukan hanya senilai Rp 3,2 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,2 triliun.

Baca Juga: Meski biaya pencadangan meningkat, CAR Bank Mandiri masih kuat di level 18,51%

Salah satu emiten multifinance yang labanya masih terkoreksi ialah PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance). Perusahaan mencatat hanya mendapatkan laba sebesar Rp 230 miliar yang berarti turun hingga 30% yoy. Penurunan tersebut dianggap wajar karena pada periode yang sama di tahun lalu pandemi masih belum sebesar sekarang.

Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, BFI Finance masih bisa membuahkan laba positif yang meningkat 26,8% qoq. Kenaikan laba tersebut ditopang dengan peningkatan pembiayaan baru perusahaan yang tumbuh 35,3% qoq menjadi Rp 2,93 triliun.

Saat ini, BFI Finance memang sudah membuka semua lini produk pembiayaannya. Hanya saja dikarenakan perekonomian yang masih belum stabil, perusahaan masih menerapkan prinsip kehati-hatian untuk menjaga peningkatan NPF yang saat ini sudah berada di level 2,3%.

“Titik jenuh masyarakat untuk melawan dan bangkit dengan pola hidup yang baru semakin besar. Namun demikian, perhitungan terhadap semua risiko tetap kami lakukan secara cermat untuk menjaga kinerja Perusahaan yang sehat,” ujar Direktur Keuangan BFI Sudjono.

Baca Juga: Hingga April 2021, restrukturisasi pembiayaan multifinance mencapai Rp 173,04 triliun

Porsi pembiayaan di BFI Finance paling besar adalah pembiayaan mobil bekas sebesar 72,1% dengan  disusul oleh alat berat dan mesin sebesar 13,9%. Untuk pembiayaan motor bekas, perusahaan mencatat porsi 9,1%.

Lalu ada  pembiayaan mobil baru sebesar 1,9%. Dilanjutkan pembiayaan agunan properti dan lainnya menyumbangkan 3% dari total piutang pembiayaan dikelola senilai Rp13,6 triliun.

“Di kuartal II dan seterusnya nanti, kinerja baik ini akan terus kami pertahankan dan tingkatkan. Kami optimis pertumbuhan labanya lebih bagus dari tahun lalu,” tambah Sudjono saat dihubungi Kontan.co.id.

Selain BFI Finance, ada pula salah satu emiten besar di sektor multifinance yang masih mengalami penurunan laba yaitu PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk (Adira Finance). Berdasarkan laporan keuangannya, Adira Finance hanya membukukan laba sebesar Rp 211 miliar atau turun 59% yoy.

Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan kuartal I-2020 bisa dipastikan akan mengalami penurunan kinerja karena menurutnya pandemi covid-19 baru berdampak pada akhir Maret 2020. Ia bilang bahwa sejatinya kinerja Adira Finance sudah mulai bangkit sejak kuartal II di tahun lalu.

“Kalau kami lihat di kuartal II tahun lalu mulai bangkit dari segi pembiayaan baru meskipun belum sebesar seperti sebelum pandemi dan program restrukturisasi kami masih sesuai dengan rencana,” ujar Made.

Baca Juga: Awal tahun, pembiayaan multiguna Adira Finance turun hingga 30%

Penurunan tersebut juga dipengaruhi dengan beberapa hasil kinerja seperti pendapatan bunga bersih yang turun 29,7% yoy menjadi Rp 1,3 triliun. Meskipun demikian, Made menjelaskan bahwa perusahaan telah melakukan efisiensi di biaya operasional selama pandemi ini menjadi Rp 879 miliar atau turun 9,4% yoy. 

“Kami harapkan dengan mulainya relaksasi, program vaksinasi, serta insentif PPnBM, kami melihat dampak positif akan kami terima dalam beberapa kuartal ke depan,” tambah Made.

Adapun emiten multifinance lainnya yang masih mengalami penurunan laba adalah adalah PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), PT Mandala Mulfitinance (MFIN), PT Batavia Prosperindo Tbk (BPFI), dan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF)

Sedangkan perusahaan multifinance yang membukukan pertumbuhan laba adalah PT KDB Tifa Finance Tbk (TIFA) yang tumbuh 12% yoy menjadi Rp 7,5 miliar dan PT Radana Bhaskara Finance (HDFA) yang mengejutkan meningkat hingga 154% yoy menjadi Rp 7,2 miliar.

Selanjutnya: OJK: Restrukturisasi pembiayaan multifinance capai Rp 173,04 triliun hingga April

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×