kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangi beban siswa, China rombak aturan bisnis bimbel online


Selasa, 27 Juli 2021 / 06:15 WIB
Kurangi beban siswa, China rombak aturan bisnis bimbel online

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China berencana mengeluarkan sejumlah aturan yang akan mengancam bisnis perusahaan teknologi di bidang pendidikan. Aturan itu juga membahayakan miliaran dolar investasi asing pada sektor itu. 

Salah satunya, melarang perusahaan bimbingan belajar yang memiliki nilai pasar US$ 100 miliar untuk mengajarkan kurikulum sekolah demi menghasilkan lebih banyak keuntungan, meningkat modal atau melantai di bursa efek. 

Selain itu, perusahaan juga tidak dapat lagi menerima investasi dari luar negeri yang mencakup modal dari entitas terdaftar di luar negeri. Bahkan, perusahaan yang terdaftar tidak diizinkan untuk menerbitkan saham dan menghimpun dana di pasar modal.

Baca Juga: Menteri Pertahanan AS ke Asia Tenggara, perkuat hubungan untuk lawan China

"Selain itu, aksi akuisisi secara langsung juga dilarang dan semua bimbingan belajar harus libur pada akhir pekan," kata Kementerian Pendidikan China, dilansir dari Bloomberg, Senin (26/7). 

Kehadiran aturan ini akan mengancam pertumbuhan bisnis serta pergerakan saham perusahaan bimbel seperti TAL Education Group, New Oriental Education & Technology Group dan Gaotu Techedu Inc karena perombakan industri bimbel tersebut. 

Guna mengantisipasi itu, perusahaan diperkirakan akan memotong beban biaya untuk menutupi dampak penurunan pendapatan dalam jangka pendek. Walau begitu, perusahaan akan mendukung dan mematuhi peraturan tersebut. 

TAL Education misalnya, menyatakan akan sepenuhnya menerapkan kebijakan pendidikan dan berusaha untuk mengembangkan bakat orang dengan pengembangan moral, kecerdasan, dan kesehatan fisik secara menyeluruh. 

Baca Juga: Hubungan kian buruk, Beijing tuding AS perlakukan China sebagai musuh imajiner

Diketahui, China berencana merombak sistem pendidikan swasta untuk mengurangi beban belajar siswa, biaya mahal dan memunculkan ketimpangan sosial. Alhasil, pendidikan di luar sekolah ini hanya mengejar keuntungan karena dikuasi oleh pemilik modal. 

Reformasi Beijing secara fundamental akan mengubah model bisnis, memaksa perusahaan dan investor melakukan perubahan besar-besaran. Peraturan ini akan melemahkan prospek industri secara luas.

Akibat kabar tersebut, saham perusahaan pendidikan seperti TAL Education Group, New Oriental Education & Technology Group dan Gaotu Techedu Inc anjlok. Semuanya turun lebih dari 50% pada Jumat lalu. 

Selain itu, saham New Oriental juga turun 40% pada hari Senin. Kemudian saham Koolearn Technology Holding Ltd. turun sekitar 30%, memperpanjang kerugian pada hari Jumat. Tencent Holdings Ltd, investor terkemuka di sektor ini juga turun lebih dari 5%.

Teknologi pendidikan telah muncul sebagai salah satu permainan investasi terpanas di China dalam beberapa tahun terakhir, menarik miliaran dari investor seperti Tiger Global Management, Temasek Holdings Pte dan SoftBank Group Corp. 

Alibaba, Tencent Holdings Ltd. dan ByteDance Ltd. adalah di antara nama-nama besar yang telah berinvestasi di sektor yang diharapkan menghasilkan pendapatan 491 miliar yuan atau setara US$76 miliar pada tahun 2024. 

Selanjutnya: China melaporkan 76 kasus baru Covid-19, Nanjing memulai tes massal kedua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×