kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Krisis chip di rantai pasok global membayangi industri otomotif Indonesia


Jumat, 21 Mei 2021 / 09:20 WIB
Krisis chip di rantai pasok global membayangi industri otomotif Indonesia

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis semikonduktor/chip di rantai pasok global membayangi pemain industri otomotif. Gangguan pada pasokan komponen ini tercermin pada melebarnya jeda waktu antara pemesanan dan pengiriman.

Melansir Bloomberg (19/5), jarak waktu pemesanan dan pengiriman chip meningkat hingga 17 pekan di bulan April, berdasarkan temuan riset Susquehanna Financial Group. Walhasil, pasokan chip pabrikan manufaktur, termasuk di antaranya mobil, berpotensi terdampak.

Menurut informasi yang diperoleh Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, gangguan pasokan chip juga turut dirasakan oleh agen pemegang merek (APM) di Indonesia.

“Memang ada info dr APM bahwa ada kendala supply bahan baku/semiconductor untuk otomotif, tapi detail nya bisa ditanyakan kepada para APM saja,” ujar Jongkie saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/5).

Baca Juga: Akibat krisis chip, produsen mobil berpotensi kehilangan pendapatan US$ 110 miliar

Mengutip data Gaikindo, realisasi produksi mobil nasional di bulan April 2021 menyusut secara bulanan ke angka 90.618 unit. Sebelumnya, angka produksi mobil nasional masih mencapai 102.737 unit di bulan Maret. Belum ketahuan apakah penurunan ini berkorelasi dengan krisis pasokan chip di rantai pasok global atau tidak.

Angka produksi yang menyusut juga dijumpai dalam realisasi produksi bulan April 2021 pada sebagian dari 3 merek mobil dengan  pangsa pasar di Indonesia, yaitu Toyota dan Honda. 

Tercatat, angka produksi Toyota menurun dari semula 38.643 unit di bulan Maret 2021 menjadi 35.573 unit di bulan April 2021, sedangkan angka produksi mobil Honda turun dari semula 10.539 unit di bulan Maret 2021 menjadi 7.935 unit di  bulan April 2021. 

Sementara itu, Daihatsu yang menggenggam pangsa pasar atau market share terbesar kedua di pasar otomotif nasional mencatatkan kenaikan produksi dari semula 15.076 unit di bulan Maret 2021 menjadi 15.752 unit di bulan April 2021.

Marketing Director dan Corporate Planning Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra memperkirakan, krisis chip di rantai pasok global berpotensi mengganggu produksi mobil pemain otomotif.



TERBARU

×