kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit Sindikasi Diyakini Akan Terus Tumbuh pada 2022, Didorong Pemulihan Ekonomi


Rabu, 29 Desember 2021 / 06:15 WIB
Kredit Sindikasi Diyakini Akan Terus Tumbuh pada 2022, Didorong Pemulihan Ekonomi

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang akhir tahun, pembiayaan sindikasi perbankan makin ramai. Sejumlah bank besar optimistis pembiayaan sindikasi akan meningkat dan melanjutkan tren positif pada tahun depan. 

Bank Mandiri misalnya, memproyeksi bisnis kredit sindikasi akan terus meningkat karena permintaannya masih terbuka lebar. 

SVP Corporate Solution Group Bank Mandiri Erwanza Nirwan memperkirakan permintaan sindikasi tahun depan akan meningkat, terutama di sektor-sektor unggulan.

"Beberapa sektor yang menunjukkan tren perbaikan antara lain transportasi, infrastruktur, telekomunikasi dan energi," kata Erwanza beberapa waktu lalu. 

Transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri baik sebagai Mandated Lead Arranger ataupun Bookrunner ini tidak hanya melibatkan institusi keuangan lokal, tetapi juga lembaga keuangan internasional.

Hingga November 2021 total kredit sindikasi yang melibatkan Bank Mandiri telah mencapai Rp 157,01 triliun. Dari jumlah itu, Bank Mandiri mendapatkan porsi pembiayaan sindikasi sebesar Rp 60,48 triliun. 

Baca Juga: Bank BUMN Kucurkan Kredit Sindikasi Rp 6,7 Triliun untuk Perkuat Modal IFG Life

Senada, Bank BRI memproyeksi pembiayaan sindikasi masih cukup besar pada tahun depan. 

Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto memperkirakan, pemulihan ekonomi nasional dan penyelesaian proyek strategis nasional akan mendorong bisnis sindikasi. 

Hingga akhir September 2021, bank pelat merah ini telah menyalurkan kredit sindikasi baru sebesar Rp 15,4 triliun dari 10 pipeline yang didominasi dari sektor kelistrikan, transportasi, dan agribisnis. 

"Sampai dengan akhir tahun 2021, terdapat empat pipeline yang saat ini menjadi prioritas BRI untuk diselesaikan, pipeline-pipeline tersebut berasal dari sektor pertambangan, agro bisnis dan infrastruktur," kata Aestika, beberapa waktu lalu. 

BRI yakin bisa menyelesaikan pembiayaan sindikasi baru sampai akhir tahun. Diperkirakan pembiayaan sindikasi dari empat pipeline tersebut mencapai angka Rp 4,6 triliun. 

Tak berbeda, BNI memperkirakan kredit sindikasi akan terus tumbuh seiring dengan potensi bisnis pembiayaan di sektor-sektor yang menunjukkan pemulihan secara cepat pasca pandemi Covid-19, seperti kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, infrastruktur, energi dan manufaktur.  

Oleh karena itu, pembiayaan sindikasi dinilai masih prospektif pada tahun depan. Hal ini berpotensi meningkat pendapatan berbasis komisi (fee based income) dan manajemen risiko perusahaan. 

Baca Juga: Bank BJB Syariah Pimpin Pembiayaan Sindikasi Rp 300 Miliar Ke Oki Pulp & Paper Mills

"Seiring dengan kondisi perekonomian nasional yang membaik, kredit BNI di tahun 2022 diproyeksikan tumbuh di kisaran 7%-10%," terang Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom.

Yang terbaru, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyalurkan kredit sindikasi senilai Rp 6,7 triliun untuk memperkuat permodalan IFG Life. Sindikasi kali ini melibatkan empat bank besar seperti Bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×