kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kredit macet multifinance masih membesar, ini pendorongnya


Senin, 19 Juli 2021 / 09:05 WIB
Kredit macet multifinance masih membesar, ini pendorongnya

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

Ristiawan menjelaskan, dalam upaya menekan NPF, CNAF terus berusaha untuk lebih memperbaiki nilai Non Performing Loan di CNAF dengan memperkuat ekosistem informasi yang dibutuhkan untuk pemutusan kredit seperti Internal Scoring engine, SLIK OJK, Dukcapil, External Kredit Biro dan Informasi lainnya yang tersedia secara online. 

Disamping itu, engagment dengan nasabah juga diperkuat dengan aktifitas Portfolio Action juga Peningkatan Pelayanan service berbasis digital seperti Digital Customer Service untuk lebih meningkatkan customer experience yang efeknya akan berdampak terhadap perbaikan dan kesehatan Portfolio CNAF. 

Menurut Ristiawan, tantangan ke depan masih sangat cukup berat apalagi jika tren masyarakat yg terpapar covid-19 di Indonesia masih tidak bisa ditekan. Meskipun demikian, CNAF masih tetap optimis perekonomian Indonesia akan membaik di tahun 2021 bila dibandingkan dengan 2020 dan itu akan meningkatkan optimisme CNAF juga untuk tetap mempertahankan nilai NPF di level sehat bahkan akan lebih baik dari nilai NPF per Juni 2021 ini atau sepanjang 2020.

Baca Juga: Profitabilitas multifinance menurun turun di awal tahun, ini penyebabnya

Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja juga mengatakan, rata rata penyebab kenaikan NPF di multifinance kebanyakan di kontribusi oleh akun-akun restrukturisasi. "Setiap perusahaan mempunyai strategi yang berbeda dalam hal ini MUF menyeleksi akun-akun restrukturisasi dan sangat selektif," ujar Stanley.

Stanley menyebut, ke depan seharusnya tingkat NPF akan membaik seiring dengan selesai nya akun-akun restrukturisasi.

Seperti diketahui, hingga 28 Juni 2021, OJK mencatat restrukturisasi multifinance mencapai 5,75 juta kontrak dengan nilai outstanding pokok sebesar Rp 180,92 triliun dengan bunga capai Rp 48,87 triliun. 

Dari total jumlah itu, kontrak yang disetujui hanya 5,13 juta kontrak dengan total outstanding pokok Rp 164,42 triliun dan bunga Rp 44,76 triliun.

Selanjutnya: Percantik kualitas aset multifinance lewat hapus buku kredit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×