kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.929   1,00   0,01%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Korban Lebih dari 15.000 Jiwa, Erdogan Dinilai Lamban dalam Menangani Bencana


Jumat, 10 Februari 2023 / 10:46 WIB
Korban Lebih dari 15.000 Jiwa, Erdogan Dinilai Lamban dalam Menangani Bencana
ILUSTRASI. Pemerintah Turki menghadapi Kritik tajam atas respons gempa Turki yang lamban. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Nasuh Mahruki, pendiri kelompok pencarian dan penyelamatan yang aktif dalam menanggapi gempa tahun 1999 yang menewaskan 17.000 orang, mengatakan tentara tidak segera bertindak karena pemerintah Erdogan membatalkan protokol yang memungkinkannya untuk menanggapi tanpa instruksi.

"Saat ini dibatalkan, tugas dan tanggung jawab mereka dalam memerangi bencana dicabut," katanya kepada Reuters.

"Pada detik-detik pertama (setelah gempa 1999), Angkatan Bersenjata Turki mulai bekerja dan berada di tempat kejadian bersama orang-orang dalam beberapa jam," katanya. 

Dia membandingkannya dengan situasi saat ini di mana militer harus menunggu instruksi.

“Sekarang sepertinya tanggung jawab ada di AFAD (Disaster and Emergency Management Authority), tapi tidak siap menghadapi masalah kolosal seperti itu,” tambah Mahruki.

Berbicara di Kahramanmaras, dekat episentrum gempa, Erdogan mengatakan: "Kami memiliki beberapa masalah di bandara dan jalan tetapi kami lebih baik hari ini".

Baca Juga: Update Gempa Turki: 10 WNI Terluka, 104 Dievakuasi, 2 Sulit Dihubungi

Dia menambahkan, "Saya mohon jangan memberi kesempatan kepada para provokator, selain pernyataan-pernyataan terutama dari AFAD... Karena hari ini saatnya bersatu."

Seorang pejabat pemerintah, yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan upaya itu terhambat oleh jalan rusak, cuaca buruk, dan bandara tidak dapat digunakan karena rusak.

"Sepertinya kita seharusnya lebih siap," kata orang itu.

Di kota selatan Antakya, salah satu yang paling terpukul akibat gempa, Melek, 64 tahun, mengatakan dia belum melihat tim penyelamat hingga Selasa malam. 

"Kami belum pernah melihat distribusi makanan di sini seperti bencana sebelumnya di negara kami. Kami selamat dari gempa, tapi kami akan mati di sini karena kelaparan atau kedinginan," katanya.

Selim Temurci, juru bicara oposisi Partai Masa Depan, mengatakan upaya AFAD tidak cukup karena kekurangan personel dan luasnya kehancuran.

"Mereka tidak memiliki kapasitas untuk melakukan pencarian dan penyelamatan di semua gedung sekaligus, tetapi mereka hanya sampai di tempat-tempat tertentu dalam 30 jam," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×