Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Meski momentum Ramadan dan Lebaran disebut sebagai masa puncak industri mamin, Adhi menilai bahwa sektor tersebut juga bisa tumbuh manakala kegiatan sekolah tatap muka kembali diberlakukan. Sebab, konsumsi makanan atau minuman di kalangan pelajar dan mahasiswa tergolong besar.
“Pembukaan sekolah tatap muka bisa meningkatkan jual-beli produk mamin yang ada di lingkungan sekolah tersebut,” tutur Adhi.
Baca Juga: Japfa Comfeed (JPFA) siapkan belanja modal sebesar Rp 1,9 triliun pada 2021
Gapmmi pun masih optimistis rata-rata penjualan mamin secara nasional dapat tumbuh sekitar 5%-7% sepanjang tahun 2021. Proyeksi tersebut mempertimbangkan potensi pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di kisaran 4%-6% di tahun ini dan kesuksesan program vaksinasi. Namun, prediksi tersebut belum menghitung dampak larangan mudik yang notabene belum lama diumumkan.
Target penjualan tersebut tetap lebih baik ketimbang realisasi di tahun lalu tatkala industri mamin hanya tumbuh 1,58%.
“Tahun ini kami prediksi tumbuh 5%-7% walau keadaan belum normal. Kalau tanpa pandemi, biasanya di atas 7%-9%. Tapi kami belum memperkirakan penjualan mamin jika terjadi larangan mudik,” pungkas dia.
Selanjutnya: Realisasi penjualan gas PGN (PGAS) pada Februari 2021 sebesar 844 BBTUD
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News