Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan, diskusi kerjasama pembangunan smelter antara PT Freeport Indonesia dan Tsingshan di Weda Bay diharapkan tercapai pekan depan.
Luhut menjelaskan, dengan kerjasama ini diharapkan ada nilai tambah yang bisa diperoleh Indonesia.
"Mudah-mudahan pekan depan kita akan tanda tangan pembangunan smelter di Weda Bay, sehingga kalau ini terjadi akan jadi bagian proses untuk litium baterai yang kami rencanakan di 2021," ungkap Luhut dalam diskusi virtual, Rabu (24/3).
Merujuk paparan Luhut, pada 31 Maret 2021 nanti penandatanganan perjanjian dapat dilakukan. Selanjutnya di 1 April 2021 akan memasuki tahapan perjanjian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
"PTFI dan Pemerintah Indonesia menyepakati revisi IUPK mengenai ekspor konsentrat dan persyaratan pembangunan smelter," kata Luhut.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, jika term & condition dapat disepakati pada akhir Maret ini maka Tsingshan berkomitmen merampungkan proyek smelter pada 2023 mendatang.
"Ya tentu saja saat ini masih tahap negosiasi sementara juga opsi untuk membangun di Jawa Timur tetap kita pegang dengan komitmen sesuai izin usaha pertambangan khusus (IUPK) maka Freeport harus menyelesaikan smelter di 2023," ujar Arifin dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (22/3).
Baca Juga: Freeport kantongi rekomendasi kuota ekspor konsentrat tembaga untuk 1 tahun ke depan
Sementara itu, Corporate Secretary MIND ID Ratih Amri memastikan, saat ini proses diskusi masih berlangsung antara kedua belah pihak.
Ratih menambahkan, sebagai induk dari PTFI, MIND ID akan mendukung arahan dari pemerintah.
"Pembangunan smelter ini termasuk dalam daftar proyek-proyek strategis MIND ID yang perlu segera dieksekusi dan diharapkan selesai pada Desember 2023. Kami, bersama PT Freeport Indonesia, akan melakukan langkah-langkah penyesuaian jika diperlukan untuk dapat membantu kelancaran proyek tersebut," tegas Ratih kepada Kontan.co.id, Selasa (23/3).
Sekedar informasi, kapasitas smelter tembaga yang akan dibangun di Weda Bay nantinya memiliki kapasitas input konsentrat tembaga yang lebih besar dibandingkan rencana proyek smelter di Gresik. Kapasitas yang akan dibangun sebanyak 2,4 juta ton dengan biaya sekitar US$ 2,5 miliar.
Sedangkan untuk kapasitas smelter Freeport di Gresik awalnya direncanakan sebesar 2 juta ton dengan investasi sekitar US$ 3 miliar.
Namun belakangan, kapasitasnya dipangkas menjadi 1,7 juta ton. Sedangkan 300.000 ton lainnya ditutupi melalui pengembangan smelter tembaga eksisting di PT Smelting.
Selanjutnya: Menakar potensi ekspor mineral pasca relaksasi diberikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News