Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pertamina Patra Niaga telah memblokir 394.000 nomor kendaraan yang terbukti melakukan kecurangan dalam pengisian bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan, memastikan ketepatan penyaluran, serta menjaga keadilan bagi masyarakat yang berhak menerima subsidi.
“Dari sisi pengawasan sistem subsidi, kami telah melakukan identifikasi fraud terhadap 394 ribu nomor kendaraan yang kemudian kami blokir untuk mengantisipasi dan memitigasi penyalahgunaan BBM subsidi di SPBU,” kata Ega, dikutip dari Antara, Senin (17/11/2025).
Lantas, apa kecurangan yang dilakukan ribuan kendaraan tersebut?
Alasan ribuan kendaraan diblokir Pertamina
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menjelaskan bahwa pemblokiran terhadap ratusan ribu kendaraan tersebut dilakukan karena adanya transaksi anomali di luar batas kewajaran. Temuan tersebut berasal dari analisis sistem maupun hasil pengamatan CCTV di SPBU.
“Pemblokiran ini didasari dari transaksi anomali yang terlihat dari sistem,” jelas Roberth, kepada Kompas.com, Rabu (19/11/2025).
Baca Juga: Indonesia Bersiap Impor Minyak AS: Strategi Baru di Tengah Negosiasi Dagang
Adapun, tujuan pemblokiran ini dilakukan agar kendaraan yang terindikasi curang tidak dapat kembali membeli BBM bersubsidi. Roberth menyampaikan bahwa sekitar 300 ribu kendaraan yang diblokir merupakan pengguna BBM subsidi, baik Pertalite maupun Solar.
"Dan 300 ribuan itu bukan data pertalite aja ya, 300 ribuan itu termasuk solar, dilihat dari sistem terhadap QR Code dari Subsidi Tepat. Jadi yang di blokir kendaraan Solar juga ada," jelasnya.
Pengguna bisa ajukan sanggah
Lebih lanjut, Roberth mengungkapkan bahwa pemblokiran tersebut tidak memiliki batas waktu, karena kendaraan yang masuk daftar dianggap menyalahi aturan. Namun, kata dia, pengguna QR Code yang merasa tidak bersalah dapat menghubungi layanan 135 untuk melakukan sanggahan.
"Apabila pengguna QR yang merasa tidak bersalah maka dapat menghubungi 135 untuk proses sanggahan. Misalnya karena mobil sudah dijual," pungkasnya.
Di sisi lain, Pertamina memastikan distribusi energi hingga ke pelosok Indonesia melalui 231 fasilitas yang mencakup terminal BBM, terminal LPG, serta depo pengisian pesawat udara yang beroperasi di berbagai wilayah.
Tonton: Kementerian ESDM Beri Sinyal SPBU VIVO Akan Dapat Pasokan BBM, Sekitar 100.000 Barel
Untuk memenuhi kebutuhan BBM masyarakat, Pertamina mengoperasikan 15.345 titik penyaluran, termasuk program BBM Satu Harga di 573 lokasi untuk memperluas akses energi yang berkeadilan.
Kesimpulan
Pemblokiran 394.000 nomor kendaraan oleh Pertamina Patra Niaga dilakukan sebagai bentuk pengawasan terhadap penyalahgunaan BBM subsidi, di mana sebagian besar pelanggaran terdeteksi dari transaksi tidak wajar melalui sistem digital dan CCTV. Kebijakan ini bertujuan menjaga distribusi subsidi agar tepat sasaran, namun Pertamina tetap membuka ruang keberatan bagi pengguna yang merasa tidak melakukan pelanggaran melalui layanan 135, sembari memastikan suplai energi tetap merata melalui ribuan titik distribusi nasional.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com berjudul "Ratusan Ribu Kendaraan Diblokir Pertamina, Kapan Bisa Isi BBM Subsidi Lagi?"
Selanjutnya: Kinerja Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) Tertekan Fluktuasi Harga Amonia
Menarik Dibaca: Xiaomi 14 Ultra Gandeng Leica untuk Hasilkan Foto Jernih, Ini Dia Spesifikasinya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













