Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Sebagai informasi, berdirinya Liga Arab salah satunya bertujuan untuk mencegah negara Yahudi di Palestina. Namun, organisasi itu kini tak banyak memiliki peran signifikan dalam upaya damai Israel-Palestina.
Sahide menuturkan, negara Arab kini harus mulai mengurangi ketergantungannya terhadap AS. "Selagi AS menjadi negara superpower dan negara-negara Islam mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap Amerika, maka Israel akan terus-terusan melakukan aksi brutalnya terhadap warga Palestina," jelasnya.
"Mengurangi tingkat ketergantungan tehadap AS tentu dimulai dengan mengembangkan sains, teknologi, dan ilmu pengetahuan," sambungnya.
Baca juga: Ratusan korban tewas, Indonesia & Malaysia desak PBB hentikan serangan Israel di Gaza
Ia menjelaskan, konflik Israel-Palestina tidak bisa diselesaikan dengan perang dan aksi militer. Sebab, Israel merupakan salah satu negara dengan alat militer terbaik di dunia.
"Terbukti pilihan itu tidak efektif. Kalau pendekatan itu ya jelas kalah dari Israel yang didukung dengan teknologi tinggi," kata dia. "Perlu ada pendekatan lain dalam meresponsnya, soft diplomacy misalnya," tutup dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Negara Arab Kini Banyak Diam dalam Konflik Israel-Palestina?",
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Rendika Ferri Kurniawan
Selanjutnya: Indonesia meminta negara anggota OKI bersatu dukung kemerdekaan Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News