kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenapa negara Arab membiarkan warga Palestina diserang habis-habisan tentara Israel


Senin, 17 Mei 2021 / 11:55 WIB
Kenapa negara Arab membiarkan warga Palestina diserang habis-habisan tentara Israel

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Tidak ada tindakan atau pernyataan sikap negara-negara Arab saat warga Palestina diserang tentara Israel. Padahal, dulu negara-negara Arab selalu vokal menentang Israel.

Ketegangan antara Israel-Palestina kembali memanas sejak Ramadhan lalu. Beragam faktor melatarbelakangi ketegangan itu, termasuk di antaranya rencana pengusiran puluhan warga Palestina di kawasan Sheikh Jarrah.

Situasi kemudian semakin menegangkan setelah kelompok milisi Palestina Hamas menghujani wilayah Israel dengan rudal-rudal. Meski tak banyak menimbulkan kerusakan dan korban, Israel membalas serangan itu dengan melakukan operasi militer di sejumlah wilayah.

Hasilnya, ratusan warga Palestina meninggal dunia dan ribuan lainnya luka-luka. Namun, sampai saat ini negara-negara Arab belum melakukan langkah pasti dalam meredamkan konflik Israel-Palestina.

Baca juga: Jokowi, Sultan Brunei dan PM Malaysia mengutuk agresi Israel ke wilayah Palestina

Mengapa negara-negara Arab diam terhadap serangan Israel di Palestina?

Dosen Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Ahmad Sahide mengatakan, diamnya negara-negara Arab terhadap serangan Israel di Palestina karena memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap Amerika Serikat. Padahal, AS memiliki lobi kuat Yahudi untuk menjaga politik luar negerinya, terutama dalam konflik Israel-Palestina.

Dengan kondisi itu, Palestina pun tidak memiliki dukungan politik dan strategi perjuangan yang kuat seperti Israel. "Palestina tidak mempunyai strategi perjuangan seperti Yahudi dulu sewaktu awal menggagas untuk mendirikan negara Yahudi (Israel)," kata Suhedi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/5/2021).

"Orang-orang Yahudi saat itu melakukan penggalangan dana, mendekati negara-negara yang berpengaruh di kancah dunia," sambung dia.



TERBARU

×