kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Tarif PPN dan Harga Pertamax Dinilai Picu Inflasi Lebih Tinggi Saat Ramadan


Senin, 09 Mei 2022 / 05:15 WIB
Kenaikan Tarif PPN dan Harga Pertamax Dinilai Picu Inflasi Lebih Tinggi Saat Ramadan

Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan adanya peningkatan inflasi pada bulan April 2022, bila dibandingkan dengan bulan Maret 2022. 

Kepala ekonom DRI Rima Prama Artha mengatakan, perkiraan inflasi pada bulan April 2022 berada di kisaran 1,08% mom hingga 1,23% mom, atau lebih tinggi dari tingkat inflasi pada Maret 2022 yang sebesar 0,66% mom. 

Rima mengungkapkan, potensi peningkatan inflasi pada bulan April 2022 didorong oleh faktor musiman, yaitu adanya momen Lebaran dan persiapan hari raya Idul Fitri. Memang, biasanya tingkat inflasi di Indonesia akan tersundut pada periode tersebut. 

Akan tetapi, peningkatan inflasi pada April tahun ini juga disebabkan oleh faktor lain. “Adanya kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% dan peningkatan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax memicu kenaikan inflasi yang lebih tinggi di bulan Ramadan,” tutur Rima, Kamis (5/5). 

Baca Juga: Bank Permata Perkirakan Ada Peningkatan Inflasi pada April 2022

Rima kemudian memerinci perkiraan komponen inflasi pada bulan April 2022. Inflasi inti pada bulan tersebut diperkirakan mencapai 0,55% mom hingga 0,77% mom, atau lebih tinggi dari inflasi inti pada bulan Maret 2022 yang sebesar 0,30% mom. 

Sebelumnya, Rima juga pernah mengungkapkan hasil kajiannya. Menurut hitungan Rima dan kawan-kawan, peningkatan tarif PPN menjadi 11% akan berdampak pada peningkatan inflasi inti sebesar hingga 0,2% hingga 0,4%. 

Kemudian, inflasi harga diatur oleh pemerintah atau administered prices diperkirakan sebesar 1,58% mom hingga 1,74% mom, atau lebih tinggi dari inflasi harga diatur pemerintah pada bulan Maret 2022 yang mencapai 0,73% mom. 

Sedangkan inflasi harga pangan bergejolak diperkirakan berada di kisaran 1,89% mom hingga 2,07% mom, atau cukup stabil bila dibandingkan dengan tingkat inflasi komponen tersebut pada bulan Maret 2022 yang sebesar 1,99% mom. 

Baca Juga: Meski Sempat Ada Omicron, DRI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I Bisa Tembus 5%

Bila melihat secara tahun ke tahun atau secara year on year (yoy), Rima memperkirakan inflasi pada bulan April 2022 akan berada di kisaran 3,61% yoy hingga 3,77% yoy. 

Ini terdiri dari inflasi inti yang diperkirakan sebesar 2,79% yoy hingga 2,94% yoy, inflasi harga diatur pemerintah sebesar 4,58% yoy hingga 4,74% yoy, dan inflasi harga pangan bergejolak sebesar 5,04% yoy hingga 5,24% yoy. 

Dengan kondisi tersebut, Rima melihat inflasi di sepanjang tahun 2022 akan meningkat tajam bila dibandingkan tahun 2021. Menurut perkiraannya, inflasi pada tahun ini akan berada di batas atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy, atau lebih tepatnya di kisaran 3,47% yoy hingga 3,82% yoy. 

Ini didorong oleh inflasi inti yang bisa mencapai 3,54% yoy hingga 3,82% yoy, kemudian inflasi harga diatur pemerintah sebesar 2,59% yoy hingga 2,85% yoy, dan inflasi harga pangan bergejolak yang sebesar 3,99% yoy hingga 4,39% yoy. 

Namun, Rima memberi catatan, perhitungan inflasi pada tahun 2022 ini masih belum mempertimbangkan rencana kenaikan harga BBM Pertalite dan gas LPG 3 kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×