Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimisme konsumen masih menguat pada Agustus 2022. Namun, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mewanti-wanti ada hal yang harus diwaspadai, karena bisa menurunkan keyakinan konsumen ke depan. Hal tersebut adalah peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM).
Seperti kita ketahui, pada akhir pekan lalu, pemerintah mengerek harga BBM jenis pertalite, yaitu dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Kemudian, harga BBM solar bersubsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax non subsidi juga naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
Baca Juga: Ninja Xpress Masih Hitung Potensi Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Bisnisnya
Faisal memandang, peningkatan harga BBM ini akan melecut inflasi.
"Meski ekonomi masih dalam jalur akselerasi pemulihan, tetapi dampak inflasi bisa menjadi sentimen negatif bagi konsumen," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (8/9).
Ia membuka peluang ada penurunan keyakinan konsumen karena hal ini. Namun, masih ada kemungkinan IKK berada di zona optimistis atau indeks di atas 100. Meski, ia juga tak menutup kemungkinan IKK untuk turun ke zona pesimistis atau indeks di bawah 100.
Menurutnya, ini semua akan tergantung dari dampak lebih lanjut dari peningkatan harga BBM dan efektivitas penyaluran bantuan sosial (bansos). Terlebih, pemerintah telah memutuskan untuk menambah besaran bantuan sosial sebesar Rp 24,17 triliun.
Baca Juga: Beban Kerja Naik, Kementerian Investasi Minta Tambah Anggaran Rp 792,3 Miliar di 2023
"Jadi, kita lihat dulu dampak lebih lanjut dari peningkatan BBM dan apakah penyaluran bansos nantinya efektif. Kalau misal efektif, masih ada kemungkinan keyakinan konsumen bertahan di atas 100," tandas Faisal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News