kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

Kemnaker Beberkan Dampak Buruk Jika UMP 2023 Naik di Atas 10%


Selasa, 22 November 2022 / 11:02 WIB
Kemnaker Beberkan Dampak Buruk Jika UMP 2023 Naik di Atas 10%
ILUSTRASI. Kemnaker menjelaskan ada dua alasan mengapa kenaikan UMP 2023 tidak boleh lebih dari 10%.

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Mengacu pada Permenaker Nomor 18 Tahun 2022, berikut formula perhitungan UMP 2023: 

Formula upah minimum adalah UM(t+1) = UM(t) + (Penyesuaian Nilai UM x UM(t)). 

  • UM(t+1): upah minimum yang akan ditetapkan 
  • UM(t): upah minimum tahun berjalan 
  • Penyesuaian nilai UM: penyesuaian upah minimum yang merupakan penjumlahan antara inflasi dengan perkalian pertumbuhan ekonomi dan a. 

Sementara penyesuaian nilai upah minimum dalam formula di atas dihitung dengan rumus: 

Penyesuaian Nilai UM = Inflasi + (PE x a). 

Variabel inflasi yang dimaksud merupakan inflasi provinsi yang dihitung dari periode September tahun sebelumnya sampai dengan periode September tahun berjalan (dalam persen). 

Sementara PE adalah pertumbuhan ekonomi. 

Lalu, untuk a merupakan wujud indeks tertentu yang menggambarkan kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi dengan nilai tertentu dalam rentang tertentu yaitu 0,10 sampai dengan 0,30. 

Penentuan nilai a harus mempertimbangkan produktivitas dan perluasan kesempatan kerja.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Kenaikan UMP 2023 Tidak Boleh Lebih dari 10 Persen? Ini Penjelasan Kemnaker"
Penulis : Alinda Hardiantoro
Editor : Inten Esti Pratiwi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

×