Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi
Gulat mengatakan, ketika dalam kondisi harga pupuk murah pendapatan petani jauh lebih baik. Sebelum adanya kenaikan harga, petani bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 4,6 juta setiap bulannya.
“Sebelum harga pupuk naik, kami masih mendapatkan rata-rata petani sawit yang sudah kami survei dengan luas lahan 4,8 hektare (Ha) dengan pendapatan Rp 4,6 juta per hektar setiap bulan. Kalau rata-ratanya take home pay Rp 1,1 juta. Itu dihitung sejak Februari hingga April,” terang dia.
Gulat menyebut, saat ini harga pupuk paling murah adalah Rp 6.000 per kilogram. Sebab itu, Ia meminta para produsen pupuk khususnya perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mau menurunkan harga pupuk.
“Jadi kami ingin membuka ini kenapa justru pupuk pelat merah BUMN yang kata logonya untuk Indonesia kenapa justru yang lebih dulu naik. Harusnya dia menjaga supaya harga pupuk dengan produsen-produsen lain tidak melonjak, ini yang terjadi,” ujar Gulat.
Selanjutnya: BUMN Klaster Pangan ekspor beras perdana ke Arab Saudi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News