kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kembali Setelah 17 Tahun di Pengasingan, Polisi Thailand Akan Tangkap Thaksin


Rabu, 23 Agustus 2023 / 04:45 WIB
Kembali Setelah 17 Tahun di Pengasingan, Polisi Thailand Akan Tangkap Thaksin

Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Sejak Maret, Thailand berada di bawah pemerintahan sementara. Parlemen baru negara tersebut menghadapi kebuntuan setelah pemenang pemilihan, Partai Bergerak Maju (Move Forward), dihalangi oleh anggota parlemen konservatif. Ini membuat Pheu Thai, yang merupakan kekuatan besar, mengambil alih inisiatif. 

Pheu Thai, partai dominan yang didirikan oleh keluarga miliarder Shinawatra dan telah memenangkan lima pemilihan dalam dua dekade terakhir, kini telah setuju untuk membentuk aliansi yang kontroversial dengan dua partai yang didukung oleh militer.

Militer ini telah menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh Thaksin dan saudara perempuannya, Yingluck, dalam kudeta tahun 2006 dan 2014.

Baca Juga: Komisi Pemilu Tunda Pengumuman, Partai Pro-Thaksin Klaim Menang Mayoritas

Pada hari Senin, Srettha, berusia 60 tahun, mengatakan bahwa Pheu Thai tidak berhasil mendapatkan mayoritas absolut yang mereka targetkan dalam pemilihan Mei.

Oleh karena itu, kesempatan mereka untuk berkuasa hanya bisa terwujud jika bersekutu dengan beberapa rival yang sebelumnya menolak kerjasama.

"Kami tidak berbohong pada rakyat, namun kami harus realistis," ujar Srettha. Dia mendapat dukungan dari 317 anggota parlemen dan memerlukan tambahan 58 suara dari Senat untuk mencapai dukungan minimal dari setengah anggota legislatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×