Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Bersama organisasinya, Mohib berupaya mencari pengakuan atas kelompok Rohingya secara internasional. Saat bertemu dengan UNHRC, dia mengatakan, Rohingya menginginkan lebih banyak suara untuk masa depan mereka sendiri.
Sayangnya, kegigihan Mohib justru membuatnya menjadi sasaran kelompok garis keras dan dia menerima ancaman pembunuhan. Dalam wawancaranya dengan Reuters tahun 2019, Mohib bahkan rela mati demi keadilan bagi masyarakat Rohingya.
Aung Kyaw Moe, seorang aktivis masyarakat sipil Rohingya dan penasihat Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, mengatakan, kematian Mohib Ullah adalah kerugian besar bagi komunitas Rohingya.
"Dia selalu sadar ada ancaman, tetapi dia berpikir bahwa meskipun ada ancaman jika dia tidak melakukan pekerjaan yang dia lakukan, tidak ada orang lain yang akan melakukannya," katanya.
Selanjutnya: 116 Orang tewas dalam kerusuhan penjara di Ekuador, 6 di antaranya terpenggal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News