kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kejar 660 juta vaksin corona, ini yang dilakukan pemerintah


Rabu, 30 Desember 2020 / 06:40 WIB
Kejar 660 juta vaksin corona, ini yang dilakukan pemerintah

Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyiapkan 660 juta dosis vaksin virus corona (Covid-19) untuk vaksinasi. Angka tersebut untuk mencapai herd immunity dalam pandemi Covid-19. Indonesia sudah dipastikan mendapatkan separuh dari total vaksin tersebut atau sebanyak 330 juta dosis.

"Kita sudah men-secure, yang pastinya sekitar 330 juta dengan opsi tambahan sekitar 330 juta sehingga kita sudah secure 660 juta," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers, Selasa (29/12).

Budi menjelaskan bahwa untuk mengejar herd immunity, Indonesia harus melakukan vaksinasi kepada 181 juta orang. Sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka tersebut membutuhkan sua kali dosis ditambah dengan 15% sehingga total kebutuhan vaksin sebanyak 426 juta dosis.

Baca Juga: Ini peringatan WHO bagi orang yang sudah disuntik vaksin corona

Terdapat 5 jalur pengadaan vaksin yang dilakukan oleh Indonesia. Empat cara merupakan bilateral sedangkan satu lainnya bersifat multilateral. Pertama Indonesia mendapatkan 125 juta vaksin Sinovac dengan opsi penambahan. Selain itu Indonesia juga telah mendapatkan 100 juta dosis vaksin Novavax.

Indonesia juga akan segera melakukan kerja sama dengan produsen vaksin AstraZeneca dan BioNTech-Pfizer. Indoensia mengamankan 50 juta dosis masing-masing produsen dengan opsi tambahan 50 juta dosis. "Kami harap finalisasi dengan AstraZeneca dan Pfizer akan dilakukan dalam waktu dekat ini," terang Budi.

Sementara itu Indonesia juga memiliki kerja sama dalam aliansi negara di bawah WHO untuk menyediakan vaksin gratis yakni GAVI. Jumlah yang diberikan sebanyak 3% hingga 20% dari total populasi.

Belum pastinya jumlah vaksin yang diberikan GAVI membuat Indonesia menyiapkan opsi penambahan pada produsen vaksin sebelumnya. Diharapkan vaksin dapat datang secara bertahap dan proses vaksinasi dapat segera dilakukan.

Baca Juga: BPK: Total anggaran penanganan Covid-19 mencapai Rp 1.035,2 triliun

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah telah menyediakan anggaran untuk vaksinasi. Anggaran tersebut tersedia baik pada tahun 2020 mau pun 2021. "Tahun 2020 Kemenkes telah membelanjakan 637,3 miliar untuk pengadaan vaksin yaitu yang untuk 3 juta vaksin dari Sinovac dan 100.000 dari Cansino," ujar jelas Sri beberapa waktu lalu.

Pada tahun 2020 anggaran vaksinasi telah disediakan sebesar Rp 35,1 triliun. Sementara pada tahun 2021 anggaran yang disiapkan untuk penanganan Covid-19 dan vaksinasi sebesar Rp 60,5 triliun. "Rinciannya Rp 18 triliun adalah antisipasi pengadaan vaksin covid, Rp 3,7 triliun antisipasi imunisasi atau program vaksinasinya," terang Sri.

Selain itu juga anggaran akan digunakan untuk pembelian sarana dan prasarana sebesar Rp 1,3 triliun. Dari angka tersebut sebanyak Rp 1,2 triliun dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Rp 100 miliar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Selasa (29/12): Bertambah 7.903 kasus baru, ingat selalu 3 M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×