kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Keberangkatan umrah perdana pasca Covid-19 dilakukan pada 23 Desember


Selasa, 14 Desember 2021 / 04:45 WIB
Keberangkatan umrah perdana pasca Covid-19 dilakukan pada 23 Desember

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Keberangkatan umrah perdana setelah pandemi Covid-19 akan dilakukan pada 23 Desember mendatang. Saat ini, Kementerian Agama (Kemenag) tengah mempersiapkan keberangkatan umrah di masa pandemi bersama stakeholder terkait.

Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kemenag, M Noer Alya Fitra mengatakan, persiapan yang tengah dilakukan diantaranya persiapan keberangkatan dengan para asosiasi penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) untuk finalisasi data jemaah umrah yang akan berangkat gelombang awal.

Lalu, pembahasan dengan Satgas Covid-19 terkait dengan karantina bagi jemaah umrah, rapat dengan maskapai penerbangan terkait dengan kesiapan maskapai penerbangan untuk memberangkatkan jemaah umrah, dan rapat dengan otoritas bandara terkait dengan skema keberangkatan satu pintu.

“Untuk keberangkatan awal diprioritaskan bagi pengurus PPIU,” ucap pria yang kerap disapa Nafit saat dihubungi, Senin (13/12).

Baca Juga: Soal pelaksanaan haji tahun depan, ini kata Menteri Agama

Nafit mengatakan, Kemenag bersama asosiasi masih menginventarisir jumlah jemaah yang akan berangkat pada keberangkatan umrah perdana tersebut. Ia juga menyebut, pelaksanaan waktu umrah di Arab Saudi sekitar 10 hari sampai 11 hari termasuk karantina.

Selain itu, terkait harga referensi umrah, Nafit menyebut sudah ada pembahasan antara Kemenag dengan asosiasi PPIU, namun baru estimasi saja, belum termasuk karantina. “Kepastiannya nanti setelah umrah perdana,” ujar Nafit.

Sebelumnya, Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan, biaya umrah kemungkinan meningkat karena umrah dilakukan di masa pandemi. Sehingga otoritas Arab Saudi membuat sejumlah penyesuaian pengaturan penyelenggaraan umrah.

Syam memperkirakan, biaya umrah akan kembali normal jika sudah endemi. Namun, diperkirakan akan tetap mahal karena ada komponen asuransi. “(Peningkatan biaya umrah diperkirakan meningkat sekitar) 15% sampai 25%,” ujar Syam.

Seperti diketahui, larangan terbang atau suspend diberlakukan oleh Arab Saudi terhadap Indonesia dan sejumlah negara lainnya sejak Februari 2021. Ketentuan ini sempat diperbarui pada akhir Agustus 2021. Penerbangan dari Indonesia diperbolehkan langsung ke Saudi, tetapi hanya dikhususkan bagi orang-orang yang memiliki izin tinggal di Arab Saudi, baik mukimin atau ekspatriat.

“Semoga ini juga akan menjadi kabar baik buat jemaah umrah Indonesia yang sudah tertunda keberangkatannya sejak Februari 2021. Semoga jemaah Indonesia bisa segera mengobati kerinduannya untuk ke Tanah Suci. Namun, harus disiplin protokol kesehatan sesuai ketentuan Arab Saudi,” ucap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Juga: PPIU: Rencana keberangkatan jemaah umrah masih dibahas dengan Kementerian Agama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×