Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berupaya melakukan pengembangan kopi nusantara dengan cara memperbaiki sistem operasional budidaya kopi agar sesuai dengan cara berkebun yang memenuhi kaidah Good Agricultural Practices.
Melalui program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara, Kementerian BUMN memperkuat sinergi para pelaku usaha kopi demi mendorong kemajuan ekosistem industri kopi di tanah air, serta mengelaborasi perusahaan BUMN termasuk PTPN dan swasta, serta asosiasi dan lembaga Research and Development (R&D) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas industri nasional, sehingga dihasilkan biji kopi terbaik yang memenuhi standar internasional.
“Kami optimistis, melalui sinergi dan kerja keras seluruh elemen dalam PMO Kopi Nusantara, dalam jangka 2-3 tahun mendatang, Indonesia akan menjadi market leader industri kopi dunia”, kata Dwi Sutoro, Direktur Pemasaran Holding PTPN III dalam keterangan resminya, Rabu (23/3).
Baca Juga: PTPN III Luncurkan Institute Teknologi Sawit Indonesia
Direktur Pemasaran Holding PTPN III yang sekaligus merupakan Ketua PMO Kopi Nusantara telah melakukan kunjungan kerja ke lokasi pilot project di wilayah Gunung Ijen Bondowoso pada Selasa (22/3).
Kunjungan dilakukan bersama dengan Tim PMO Nusantara guna memastikan program kerja yang telah disusun berjalan sesuai dengan rencana yang sudah dicanangkan Kementerian BUMN pada Januari 2022 yang lalu.
Lokasi yang dikunjungi Pilot Project 1a dan 1b yang berada di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Pilot Project 1a merupakan Kerja Sama Operasional (KSO) antara PTPN XII dan PTPN V, dalam bentuk Revitalisasi Kopi Arabika di Kawasan Ijen. Lahannya berada di Kalisat-Jampit dan Blawan, Kabupaten Bondowoso Jawa Timur dengan luas mencapai 3.540 Hektare (Ha). Adapun pangsa pasar hasil panen kopi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (20%) dan ekspor (80%).
Target yang ditentukan dari pelaksanaan project plan 1a ini adalah peningkatan supply Java Coffee ke pasar, replanting, dan kerja sama antar anak perusahaan PTPN Holding.
Sedangkan Pilot Project 1b berada di Areal Perhutani KPH Bondowoso di Kecamatan Sumber Wringin dan Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang berfokus pada intensifikasi dan perluasan lahan kopi dengan pendekatan Sustainable Agriculture/Agroforestry di hulu dan Industrialisasi Specialty di hilir. Total luas lahannya mencapai 250,62 Ha yang melibatkan 400 orang petani.
Pangsa pasar project ini 10% untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan 90% untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Target yang ingin dicapai melalui pilot project 1b antara lain meningkatkan produktivitas kopi, menjaga kelestarian hutan, memperbaiki pendapatan petani kopi, memberi kepastian pembelian, pendataan lahan, konsolidasi sistem pengelolaan, dan menghubungkan petani dengan pembiayaan formal.
Area pilot project di wilayah di Bondowoso ini akan mulai panen raya di bulan Mei tahun 2022 dengan target produktivitas pilot project 1a sebanyak 900 kg/ha dan target produktivitas pilot project 1b sebanyak 400 kg/ha.
Dwi Sutoro semakin optimistis pada masa depan industri kopi nasional di pasar dunia segera menjadi market leader kopi Internasional.
“Saya berharap PTPN Group bersama PMO Kopi Nusantara terus meningkatkan proses R&D agar kopi asal Indonesia berkualitas tinggi dan menjadi produk terbaik di pasar internasional. Apabila hal ini dicapai, tentu akan berdampak pada perekonomian nasional dan kesejahteraan petani kopi Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga: PTPN III Dirikan Sub Holding Palm Co Menuju IPO
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri BUMN Bidang Global Value Chains, Reynaldi Istanto, menyampaikan bahwa PMO Kopi Nusantara juga akan fokus pada traceability komoditas kopi yang dikembangkan platform digital. Traceability ini diharapkan akan meningkatkan nilai tambah kopi Indonesia dalam value chains kopi di mata dunia.
“Keberadaan ekosistem industri kopi Indonesia yang didukung dengan kolaborasi seluruh pihak serta platform digital untuk memastikan traceability dari produk kita akan memberikan nilai tambah lebih tinggi kopi Indonesia di pasar global. Ekosistem kopi ini juga kami harapkan bisa membuat harga kopi menjadi semakin kompetitif baik di kalangan petani hingga pelaku UMKM sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ujar Reynaldi.
Seperti yang telah diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meluncurkan project management office (PMO) Kopi Nusantara.
Pendirian PMO Kopi Nusantara merupakan bentuk komitmen dan kepedulian pemerintah dalam upaya meningkatkan industri kopi di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani kopi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News