kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumlah Restrukturisasi Kredit Terus Turun, Diperkirakan Hanya 5% yang Masuk NPL


Rabu, 16 Februari 2022 / 07:05 WIB
Jumlah Restrukturisasi Kredit Terus Turun, Diperkirakan Hanya 5% yang Masuk NPL

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

Ia berharap dengan langkah ini, Bank Mandiri tidak akan mengalami NPL shock saat normalisasi kebijakan dilakukan.

Seiring dengan itu, Bank Mandiri melakukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar Rp 15,2 triliun termasuk untuk kredit restrukturisasi. Sedangkan cost of credit (CoC) Bank Mandiri turun dari 2,2% menjadi jadi 1,9%. 

“Kebutuhan untuk menambah CKPN makin berkurang karena ekonomi makin pulih dan kemampuan tim kami di lapangan mengelola restrukturisasi makin baik. Kemudian, NPL di Bank Mandiri membaik menjadi 2,8% dibandingkan 3,1% di 2020,” paparnya.

Baca Juga: Bank Optimistis Pemulihan Kredit Akan Tumbuh di 2022

Ia mengklaim, kredit yang akan jatuh ke NPL semakin berkurang. Seiring dengan upaya bank menyalurkan kredit baru ke sektor yang mulai pulih dan unggulan di setiap daerah.

“Loan at rsik (LAR) termasuk Covid-19 di 2021 ada di level 17,75% turun dari 2020 pada angka 22,3%. Angka itu diharapkan terus turun target kami sih 15% atau lebih baik,” jelasnya.

Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyatakan sampai akhir 2021, rasio NPL di 3,7%,Turun signifikan 60 bps yoy dari 4,3% di 2020. Sedangkan rasio LAR include covid juga turun menjadi tercatat 23,3% di 2021. Sedangkan LAR di luar Covid-19 di level 12,3%

“Total baki restruk turun sudah signifikan posisi akhir 2021 di angka Rp 72,12 triliun. Kredit restruk non covid Rp 50,8 triliun. Pemupukan CKPN mencapai RP 50,29 triliun,” jelasnya.

Sedangkan Direktur BCA Vera Eve Lim menyatakan pada tahun 2021, total kredit BCA mampu tumbuh 8,2% YoY mencapai Rp637,0 triliun. Pertumbuhan kredit ini diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.

“Rasio loan at risk (LAR) turun ke 14,6% di tahun 2021, dibandingkan dengan 18,8% di tahun sebelumnya. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,2%. Hal tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah dan otoritas dalam mengendalikan pandemi sebagai upaya menuju pemulihan perekonomian nasional, serta kebijakan relaksasi restrukturisasi dari otoritas,” ujarnya. 

Sejalan dengan peningkatan kualitas aset, biaya provisi tercatat menurun 19,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Ke depan, BCA berharap bahwa geliat perekonomian di Indonesia akan terus bangkit. Hal tersebut seiring dengan pemulihan ekonomi yang mulai berjalan disertai dengan penerapan protokol kesehatan dan berbagai kebijakan strategis dari regulator dan otoritas perbankan.

“BCA tetap akan melakukan pencadangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sebagai langkah antisipasi kualitas kredit ke depannya sejalan dengan pemulihan ekonomi. BCA juga berkomitmen senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×