Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
3. GHANA
Ghana mengalami krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi, menghabiskan lebih dari 40% pendapatan pemerintah untuk pembayaran utang tahun lalu. Pada bulan Januari, Ghana menjadi negara keempat yang meminta restrukturisasi utang di bawah Kerangka Kerja Bersama.
Negara di Afrika Barat ini mendapatkan kesepakatan senilai US$ 3 miliar dengan IMF pada bulan Desember, meskipun masih perlu mendapatkan jaminan pembiayaan dari para pemberi pinjaman bilateral untuk mendapatkan penandatanganan akhir.
Produsen kakao, emas, dan minyak ini telah mencapai kesepakatan untuk menghapus utang dalam negeri dan minggu lalu memulai pembicaraan utang formal dengan para pemegang obligasi internasional.
4. LEBANON
Sistem keuangan Lebanon mulai terurai pada tahun 2019 setelah puluhan tahun salah urus dan korupsi, dan pada awal tahun 2020 negara ini mengalami gagal bayar. Lebanon tidak memiliki kepala negara atau kabinet yang sepenuhnya berdaya sejak 31 Oktober.
Negara ini mencapai kesepakatan sementara dengan IMF senilai US$ 3 miliar pada April 2022, tetapi IMF baru-baru ini memperingatkan bahwa Lebanon "berada dalam situasi yang sangat berbahaya" karena penundaan berbagai reformasi, termasuk perombakan perbankan dan nilai tukar.
Beirut mendevaluasi nilai tukar resmi untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir pada bulan Februari. Bulan lalu bank sentralnya mengatakan bahwa mereka akan mulai menjual dolar AS dalam jumlah yang tidak terbatas untuk menghentikan devaluasi yang terus meningkat.
Baca Juga: Janet Yellen Desak IMF Menekan Kreditur untuk Selesaikan Restrukturisasi Utang
5. MALAWI
Malawi sedang bergulat dengan kekurangan devisa dan defisit anggaran sekitar 1,32 triliun kwacha (US$ 1,30 miliar), atau 8,7% dari PDB.
Negara di Afrika selatan yang bergantung pada donor ini sedang berusaha merestrukturisasi utangnya untuk mendapatkan lebih banyak dana dari IMF, yang menyetujui dana darurat di bulan November.