Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Beberapa ilmuwan dan politisi oposisi mengatakan Johnson bertindak terlalu lambat untuk menghentikan penyebaran virus dan kemudian sangat ceroboh dalam hal strategi pemerintah maupun pelaksanaan tanggapannya tehadap virus corona.
Johnson telah menolak seruan untuk penyelidikan tentang penanganan krisis dan para menteri mengatakan bahwa meskipun mereka tidak melakukan segalanya dengan benar, mereka membuat keputusan dengan cepat dan memiliki program vaksinasi global terbaik.
Korban tewas Inggris Raya - yang didefinisikan sebagai mereka yang meninggal dalam 28 hari setelah tes positif - naik menjadi 98.531 pada hari Senin. Jumlah korban telah meningkat rata-rata lebih dari 1.000 per hari selama tujuh hari terakhir.
Dalam serangkaian investigasi, Reuters telah melaporkan bagaimana pemerintah Inggris membuat beberapa kesalahan: lambat untuk menemukan infeksi yang datang, terlambat dengan penguncian dan terus mengeluarkan pasien rumah sakit yang terinfeksi ke rumah perawatan.
Baca Juga: Inilah tips dari ahli kesehatan untuk mencegah Covid-19 akibat mutasi virus corona
Kepala penasihat ilmiah pemerintah, Patrick Vallance, mengatakan pada Maret bahwa 20.000 kematian akan menjadi hasil yang baik. Segera setelah itu, skenario terburuk yang disiapkan oleh penasihat ilmiah pemerintah dengan menyebutkan kemungkinan korban tewas mencapai 50.000.
Banyak orang yang berduka marah dan menginginkan penyelidikan publik segera untuk belajar dari tanggapan pemerintah.
Ranjith Chandrapala meninggal pada awal Mei di rumah sakit yang sama tempat dia membawa penumpang ke dan dari busnya.
Baca Juga: Selain lebih menular, varian baru virus corona di Inggris juga lebih mematikan