kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Berharap Indonesia Menjadi Pemain Penting di Industri Kendaraan Listrik Dunia


Kamis, 17 Maret 2022 / 06:50 WIB
Jokowi Berharap Indonesia Menjadi Pemain Penting di Industri Kendaraan Listrik Dunia

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Percepatan transisi dari energi fosil ke energi hijau diwujudkan pemerintah dengan masuknya pabrik mobil listrik milik Hyundai di Indonesia tepatnya Bekasi, Jawa Barat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kendaraan listrik harus menjadi moda transportasi utama dan menjadi tumpuan untuk transportasi ramah lingkungan. Kendaraan listrik nantinya juga akan dikembangkan penggunaannya di ibukota negara Nusantara.

"Dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim saya resmikan dan saya luncurkan pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan mobil listrik IONIQ 5 pertama buatan Indonesia hari ini," kata Jokowi dalam Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/3).

Dengan hadirnya Hyundai Motor Manufacturing Indonesia serta mobil listrik IONIQ 5 di Indonesia diharapkan menjadi salah satu langkah Indonesia menjadi pemain penting di industri kendaraan listrik dunia. "Kita harus menjadi pemain penting dalam global supply chain di industri mobil listrik," kata Jokowi.

Baca Juga: Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) Resmikan Pabrik Pertama di Asia Tenggara

Mimpi menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik, didukung dengan adanya sumber daya mineral yang besar di Indonesia. Jokowi menjelaskan Indonesia memiliki nikel, kobalt yang menjadi material penting untuk baterai lithium.

"Bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel di mobil listrik," imbuhnya.

Tahun ini disebut menjadi momen penting untuk pengembangan baterai lithium bagi kendaraan listrik. Ia menyebut, beberapa investor akan memulai konstruksi, dan siap mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan material lithium baterai.



TERBARU

×