kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Joe Biden sebut China sebagai pesaing paling serius bagi Amerika


Jumat, 12 Februari 2021 / 13:52 WIB
Joe Biden sebut China sebagai pesaing paling serius bagi Amerika
ILUSTRASI. Joe Biden menyebut China sebagai pesaing paling serius bagi Amerika dan berjanji untuk "mengungguli" Beijing. REUTERS/Kevin Lamarque

Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON/BEIJING. Presiden AS Joe Biden dan mitranya dari China Xi Jinping melakukan panggilan telepon pertama mereka sebagai pemimpin. Namun keduanya tampak berselisih di sebagian besar masalah. Bahkan Xi Jinping memperingatkan bahwa konfrontasi akan menjadi "bencana" bagi kedua negara.

Melansir Reuters, saat Xi Jinping menyerukan kerja sama yang saling menguntungkan atawa "win-win", Joe Biden menyebut China sebagai pesaing paling serius bagi Amerika dan berjanji untuk "mengungguli" Beijing.

Pada hari Kamis (11/2/2021), Joe Biden mengatakan kepada kelompok bipartisan senator AS pada pertemuan tentang perlunya meningkatkan infrastruktur AS, di mana Amerika Serikat harus meningkatkan permainannya dalam menghadapi tantangan China.

Joe Biden mengatakan dia telah berbicara dengan Xi Jinping selama dua jam pada Rabu malam dan memperingatkan para senator: "Jika kita tidak bergerak, mereka akan memakan makan siang kita."

Baca Juga: Biden: Jika diperlukan, berperang dan memenangkan perang untuk jaga keamanan Amerika

Joe Biden menambahkan, “Mereka menginvestasikan miliaran dolar untuk menangani berbagai macam masalah yang berkaitan dengan transportasi, lingkungan, dan berbagai hal lainnya. Kita harus maju.”

Reuters memberitakan, berdasarkan pernyataan Gedung Putih, Joe Biden menekankan kepada Xi Jinping bahwa AS memprioritaskan untuk melestarikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, wilayah di mana Amerika Serikat dan China merupakan saingan strategis utama.

Baca Juga: Pembicaraan pertama Joe Biden sebagai Presiden AS dengan Xi Jinping, begini isinya

Dia juga menyuarakan keprihatinan "mendasar" tentang praktik perdagangan koersif dan tidak adil di Beijing, serta tentang masalah hak asasi manusia, termasuk tindakan keras China di Hong Kong dan perlakuan terhadap Muslim di Xinjiang, dan tindakannya yang semakin tegas di Asia, termasuk terhadap Taiwan.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Biden juga menyatakan keprihatinannya tentang kurangnya transparansi China atas virus corona.

Sementara, Kementerian Luar Negeri China yang mengutip Xi Jinping mengatakan bahwa konfrontasi antara AS dan China akan menjadi "bencana" dan kedua belah pihak harus membangun kembali cara untuk menghindari kesalahan penilaian.

Xi Jinping mempertahankan nada garis keras di Hong Kong, Xinjiang dan Taiwan, menyebut mereka merupakan masalah kedaulatan dan integritas teritorial. Dia berharap Washington akan melakukan pendekatan dengan hati-hati terkait masalah tersebut.

Panggilan telepon tersebut adalah yang pertama antara para pemimpin China dan AS sejak Xi Jinping berbicara dengan mantan Presiden Donald Trump 27 Maret lalu, hampir 11 bulan lalu. Sejak itu, hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia itu melorot ke titik terendah.

Baca Juga: Bikin cemas! Pasukan AS berpapasan dengan militer Beijing di Laut China Selatan

Trump menyalahkan China karena memulai pandemi Covid-19 dan meluncurkan serangkaian tindakan terhadap China, termasuk perang perdagangan dan sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China yang dianggap sebagai ancaman keamanan.

Xi Jinping memberikan selamat kepada Joe Biden atas pemilihannya dalam sebuah pesan di bulan November, meskipun Biden telah memanggilnya "preman" selama masa kampanye dan berjanji untuk memimpin upaya internasional untuk menekan, mengisolasi, dan menghukum China.

Pemerintahan Joe Biden telah mengisyaratkan akan mempertahankan tekanan pada Beijing, dan telah mendukung pernyataan Pemerintahan Trump bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang.

Pada saat yang sama, China berjanji untuk mengambil pendekatan yang lebih multilateral dan ingin bekerja sama dengan AS dalam berbagai masalah, seperti perubahan iklim dan membujuk Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya.

Joe Biden sempat menekankan hubungan yang dia jalin dengan Xi Jinping ketika dia menjadi wakil presiden saat Pemerintahan Barack Obama, melalui lebih dari 24 jam pertemuan pribadi dan 17.000 mil perjalanan bersama.

Joe Biden mengatakan, dia mengalami percakapan yang baik dengan Xi Jinping dan mengenalnya dengan baik. Namun, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada wartawan menjelang panggilan telepon, Biden akan terlihat praktis, keras kepala, bermata jernih dalam berurusan dengan Xi Jinping.

Baca Juga: Pemerintahan Biden indikasikan tidak buru-buru untuk menjalin hubungan dengan China

Pada saat yang sama, kata pejabat itu, Biden ingin memastikan mereka memiliki kesempatan untuk memiliki jalur komunikasi yang terbuka.

Para pejabat China telah menyatakan optimisme hubungan bilateral akan membaik di bawah Pemerintahan Biden dan telah mendesak Washington untuk menemukan jalan tengah dengan Beijing.

Pemimpin redaksi tabloid yang didukung Partai Komunis China, Global Times, mengatakan dalam sebuah tweet, fakta bahwa panggilan telepon yang berlangsung selama dua jam itu adalah pesan yang sangat positif yang menunjukkan komunikasi yang mendalam.

Selanjutnya: Biden lakukan pembicaraan pertama sebagai Presiden AS dengan Xi Jinping, ini isinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×