kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang masa jabatan berakhir, satu per satu orang dekat tinggalkan Trump


Sabtu, 26 Desember 2020 / 07:00 WIB
Jelang masa jabatan berakhir, satu per satu orang dekat tinggalkan Trump

Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump me-retweet pesan untuk Wakil Presiden AS Mike Pence agar bertindak dalam menghentikan ratifikasi electoral college, Trump sempat bertemu selama lebih dari satu jam di Oval Office dengan Pence yang Trump keluhkan tidak mendukung upayanya membatalkan pemilihan.

Namun selama pertemuan itu, menurut salah seorang yang mengetahui masalah itu mengatakan, tidak membahas sama sekali terkait tweet Trump yang terakhir muncul. Setelah pertemuan itu, kedua pemimpin AS itu berpisah untuk liburan.

Namun ketika Trump memasuki masa liburan, ia justru lebih banyak terpaku pada upaya membalikkan hasil pemilu AS. Sertifikasi electoral college menjadi titik fokus upaya Trump.

Nah ketika Trump terbang ke Florida untuk liburan pada Rabu malam, Trump me-retweet salah satu pertanyaan pendukungnya dan meminta agar Pence ikut menolak meratifikasi hasil electoral college pada 6 Januari 2021 mendatang. Tentu saja itu sesuatu yang mustahil.

Baca Juga: AS akan wajibkan penumpang dari Inggris untuk tunjukkan hasil negatif tes Covid-19

Mengutip CNN, Jumat (25/12), pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, yang ikut bersama Trump di atas Air Force One sebelum Trump mengirim tweet tersebut mengatakan bahwa Trump sangat tegas ingin melawan electoral college. "Dan dia (Trump) masih berpikir ini (pemilu) belum berakhir," tuturnya.

Trump juga kembali mengeluhkan soal pemilihan AS di twitter yang ditujukan kepada Senat Partai Republik dan bersumpah dia tidak akan pernah melupakan apa yang dia sebut sebagai pengabaian mereka.

Trump bingung dengan sikap Pence

Bukan kali ini saja Trump mulai berselisih dengan Pence. Akhir-akhir ini, Trump memberi tahu banyak orang bahwa ia bingung dengan sikap Pence yang tidak berbuat cukup banyak untuk memperjuangkan kelanjutan masa kepresidenan mereka.  Apalagi Pence juga punya peran tradisional selama sertifikasi. Sebagai Presiden Senat, Pence memimpin persidangan.

Baca Juga: Donald Trump serang Iran lewat Twitter

Sumber mengatakan Trump dalam beberapa hari terakhir telah membawa masalah ini ke wakil presiden dan telah "bingung" mengapa Pence tidak dapat membatalkan hasil pemilihan pada 6 Januari.

Pence dan para pembantu Gedung Putih telah mencoba menjelaskan kepada Trump bahwa perannya lebih bersifat formalitas dan dia tidak dapat secara sepihak menolak suara dari Electoral College.

Baca Juga: Sinterklas datang, bursa Asia menghijau

Secara tradisional, sertifikasi suara pemilihan dipimpin oleh wakil presiden, meskipun itu bukan persyaratan. Pada tahun 1969, Wakil Presiden Hubert Humphrey tidak memimpin proses tersebut karena dia baru saja kalah dalam pemilihan presiden dari Richard Nixon.

Sebagai gantinya, presiden pro tempore dari Senat memimpin.

Satu sumber yang dekat dengan Pence mengatakan itu tidak dipandang sebagai pilihan yang baik bagi Senator Republik Chuck Grassley - presiden pro tempore saat ini - untuk berada di sana alih-alih Pence pada 6 Januari.

Selanjutnya: Donald Trump belum divaksin Covid-19 karena alasan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×