kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Jelang berakhir masa jabatan, Presiden Donald Trump pancing masalah di Timur Tengah


Kamis, 26 November 2020 / 12:10 WIB
Jelang berakhir masa jabatan, Presiden Donald Trump pancing masalah di Timur Tengah

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Washington DC. Masa jabatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan habis sebentar lagi. Namun, Presiden Donald Trump malah memancing masalah di Timur Tengah.

Presiden AS Donald Trump dilaporkan mengirim pesawat pengebom B-52 ke Timur Tengah sebagai bentuk peringatan untuk Iran. Kabar itu muncul setelah sang presiden sebelumnya sempat mempunyai rencana menyerang situs nuklir Iran, yang ditentang karena bisa menyebabkan perang besar.

Saat itu, dikabarkan bahwa presiden berusia 74 tahun itu berencana menghancurkan fasilitas nuklir sebelum dirinya digantikan Joe Biden. Hubungan AS dan Iran memburuk semenjak Trump menjadi presiden pada Januari 2017, di mana dia menjatuhkan serangkaian sanksi ke Teheran.

Komando Sentral AS menyatakan, keberadaan pesawat pengebom B-52 itu untuk menjamin sekutu maupun mitra Washington serta mengancam musuh. Setidaknya sudah ada tiga pesawat Stratofortress, terbesar di Angkatan Udara AS, yang terbang ke Timur Tengah, dilaporkan The Sun, Selasa (24/11/2020).

Baca juga: Harga hemat Flip N Pour, Polkalala Set dll di promo Tupperware November 2020

Pesawat dengan daya jelajah hingga 14.000 kilometer itu dilaporkan terbang dari pangkalannnya di North Dakota dengan tujuan Qatar. B-52 Stratofortress yang bisa membawa bom nuklir itu terbang dengan dikawal oleh jet tempur F-15 dan pesawat tanker udara KC-10 maupun KC-135.

Letnan Jenderal Greg Guillot, Komandan AU Ke-9 mengatakan, satuan mereka punya kemampuan bergerak cepat ke seluruh medan untuk merebut daerah maupun mengeksplorasi potensi serangan.

Pesawat Pembom

Jenderal Guillot menerangkan, misi ini tak saja membantu kru B-52 dalam memahami medan udara di kawasan sasaran, dan melakukan fungsi kontrol dan komando selama di sana. "Mereka juga berintegrasi dengan aset baik milik AS maupun sekutu di teater, sehingga meningkatkan kesiapan pasukan gabungan," paparnya.

Pemerintah Amerika Serikat menyiratkan bahwa keberadaan benteng udara mereka tergantung seberapa genting situasi yang terjadi di Timur Tengah. Sebelumnya, Pentagon pernah mengirimkan pesawat yang bisa membawa 30 ton bom itu setelah membunuh komandan top Iran, Qasem Soleimani, pada Januari.

Baca juga: Kenapa antibiotik harus dihabiskan? Yuk kenali manfaat antibiotik

Kemudian di Mei 2019, mereka juga memberangkatkan pesawat itu setelah Teheran mengeklaim menembak jatuh drone AS, karena berada di wilayah udara mereka. Relasi dua negara mulai memburuk setelah Trump secara sepihak mengeluarkan "Negeri Uncle Sam" dari perjanjian nuklir 2015, di 2018. Saat itu, Trump berdalih kesepakatan era Barack Obama tersebut tidak mencakup aktivitas Iran di Timur Tengah, seperti mendanai Houthi di Yaman.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beri Peringatan ke Iran, Trump Kirim Pesawat Pengebom B-52",


Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo

Selanjutnya: Diego Maradona meninggal dunia, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




×