Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
"Tentu saja pengenaan pajak ini akan memberikan tekanan terhadap industri nikel, terutama perusahaan yang melakukan ekspor produk olahan nikel," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/1).
Bernardus mengungkapkan, dalam hal ini Vale Indonesia juga akan terdampak karena pihaknya mengekspor semua produknya ke Jepang. Menurutnya, jika tujuan Pemerintah dari pengenaan pajak ini untuk mendorong hilirisasi, mungkin perlu dikaji waktu pelaksanaan dengan ketersediaan downstreaming facility di Indonesia.
Pasalnya, menurut Bernardus, tidak semua perusahaan berencana melakukan hilirisasi. Termasuk INCO yang tidak mempunyai rencana bisnis untuk membangun refinery untuk nikel matte. Atau mempunyai rencana untuk masuk ke industri electronic vehicle battery precursor misalnya. "Maka pemerintah perlu mendorong ekosistem hulu hilir produk nikel," tegasnya.
Perihal peniadaan tax holiday untuk investasi smelter nikel pig iron dan feronikel yang baru, Executive Director Indonesian Mining Association (IMA), Djoko Widajanto menilai Pemerintah melihat peluang keuntungan dari komoditas nikel yang sangat menjanjikan.
Baca Juga: Harga Nikel Memoles Prospek Kinerja Vale Indonesia (INCO)
"Sehingga pemerintah perlu mengurangi kebijakan fiskal untuk smelter. Kemungkinan tidak akan mempengaruhi investasi karena keuntungannya sangat menjanjikan," ujarnya saat dihubungi terpisah.
Djoko yakin meskipun tax holiday ditiadakan untuk investasi baru smelter nikel pig iron dan feronikel, secara umum investor akan tetap menanamkan uangnya di industri nikel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News