Sumber: Channel News Asia | Editor: Khomarul Hidayat
Dalam sebuah pernyataan Jumat, kedutaan besar China di Washington mengecam temuan komunitas intelijen AS, membela penanganan pandemi dan penyelidikan WHO.
"Laporan oleh komunitas intelijen AS menunjukkan bahwa AS bertekad untuk mengambil jalan manipulasi politik yang salah," sebut kedutaan China dalam sebuah pernyataan.
"Laporan oleh komunitas intelijen didasarkan pada praduga bersalah di pihak China, dan itu hanya untuk mengkambinghitamkan China," imbuh pernyataan tersebut,
Pada awal pandemi, hipotesis asal alami bahwa virus muncul pada kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia, kemungkinan melalui spesies perantara, diterima secara luas.
Tetapi seiring berjalannya waktu dan para ilmuwan tidak dapat menemukan virus pada kelelawar atau hewan lain yang cocok dengan tanda genetik SARS-CoV-2. Para peneliti mengatakan mereka lebih terbuka untuk mempertimbangkan kebocoran yang melibatkan Institut Virologi Wuhan, yang membawa virus tersebut.
Namun, makalah ilmiah baru-baru ini memiringkan perdebatan kembali ke asal-usul zoonosis.
Para peneliti di Cina dan Universitas Glasgow menerbitkan sebuah makalah di jurnal Science yang menemukan penularan dari hewan ke manusia yang terkait dengan hewan hidup yang terinfeksi adalah penyebab paling mungkin dari pandemi Covid-19.
Selain itu, sebuah makalah oleh 21 ahli virologi terkemuka di jurnal Cell dengan blak-blakan menyimpulkan, saat ini tidak ada bukti bahwa SARS-CoV-2 berasal dari laboratorium.
Selanjutnya: WHO: Teori kebocoran laboratorium tidak disengaja terkait COVID-19 harus diselidiki
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News