kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Inilah Berbagai Masalah dalam Proyek LRT Jabodebek


Kamis, 03 Agustus 2023 / 11:02 WIB
Inilah Berbagai Masalah dalam Proyek LRT Jabodebek
ILUSTRASI. Proyek LRT Jabodebek mengalami berbagai kendala. Banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai hal ini. KONTAN/Fransiskus Simbolon

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PERMASALAHAN PROYEK LRT JABODEBEK - Proyek LRT Jabodebek mengalami berbagai kendala. Banyak pihak yang bertanya-tanya mengenai hal ini. 

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo akhirnya buka-bukaan terkait masalah LRT Jabodebek dalam acara “InJourney Talks” yang diadakan pada Selasa (1/8/2023). 

Dia bilang, permasalahan tersebut terdapat di pembangunan koordinasi, prasarana, dan sarana dalam proyek LRT itu. 

Dihimpun dari pemberitaan Kompas.com, berikut tiga permasalahan dalam proyek LRT Jabodebek: 

1. Tak ada integrator 

Tiko mengatakan, dalam pengerjaaannya, proyek LRT Jabodebek mempunyai enam komponen yang terlibat. 

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/8/2023), komponen tersebut di antaranya seperti prasarana yang digarap oleh PT Adhi Karya, kereta oleh PT INKA, software development oleh Siemens, dan persinyalan oleh PT Len Industri. 

Namun, dari banyaknya komponen yang terlibat dalam proyek, tidak ada integrator atau penghubung di dalamnya. Hal tersebut berdampak pada kurangnya koordinasi antara pihak terkait dan munculnya berbagai kesalahan dalam proyek LRT Jabodebek tersebut. 

Baca Juga: Erick Thohir: Mundurnya Uji Coba LRT Bukan Karena Ada Masalah pada Sistem

2. 31 kereta mempunyai spesifikasi berbeda 

Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, sebanyak 31 kereta LRT Jabodebek yang akan dioperasikan mempunyai spesifikasi berbeda. Adapun LRT tersebut merupakan kereta yang beroperasi tanpa memerlukan masinis. 

“Jadi dulu itu dengan berbagai macam teori, bikinlah program kereta tanpa masinis. Jadi teknologi kereta tanpa masinis,” jelas Tiko. 

Karena mempunyai spesifikasi berbeda antarkereta, kondisi tersebut membuat sistem perangkat lunak (software) harus diperbaiki sehingga biayanya menjadi lebih tinggi. 

“Siemens suatu hari call meeting, complain sama saya. ‘Pak ini software-nya naik cost-nya’ ‘Kenapa?’ ‘Spek kereta INKA-nya ini, baik dimensi, berat, maupun kecepatan, dan pengeremannya berbeda-beda satu sama lain',” ucapnya. 

Baca Juga: Uji COba LRT Jabodebek untuk Umum Mundur Lagi, Kapan Jadwalnya?



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×