Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemungkinan penurunan biaya transfer BI-Fast semakin besar sejalan dengan peningkatan transaksinya yang semakin tinggi. Adapun saat ini, skema harga BI-Fast yang sudah ditetapkan adalah sebesar Rp 2.500.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melihat bahwa BI-FAST merupakan sebuah sistem pembayaran yang mendorong adanya perpindahan dana antar bank yang mudah, murah, dan cepat bagi seluruh nasabah.
Aestika Oryza Gunarto Sektretaris Perusahaan BRI mengatakan, transaksi BI-Fast berpotensi akan terus meningkat, Itu tercermin tercermin dari kenaikan rata-rata transaksi dari BI Fast per bulannya yang meningkat sekitar 20-30%.
Baca Juga: Transaksi BI Fast Capai 127,8 Juta Hingga Juni 2022
"Dengan biaya yang lebih murah, diharapkan memberikan manfaat bagi nasabah dan mendorong yang sebelumnya tunai menjadi digital," kata Aestika pada Kontan.co.id, Rabu (20/7).
Ia bilang, hal itu akan didukung dengan literasi sistem pembayaran masyarakat Indonesia yang lebih terbuka dan masyarakat lebih pintar dalam memilih pilihan pembayaran yang tentunya ke arah cepat dan murah.
Sejalan dengan hal tersebut, ke depannya, BRI akan melakukan strategi perluasan channel dengan menggunakan sistem pembayaran BI-Fast, sehingga masyarakat makin mudah mengakses dan melakukan transaksi secara online 24/7.
Aestika menambahkan, walaupun biayanya diturunkan, fee based income dari layanan itu akan mengalami peningkatan dengan semakin meningkatnya pengguna BI-Fast. Itu ditargetkan naik sehingga berkontribusi cukup baik dari mencapai target keseluruhan fee based income yang ditargetkan tumbuh dua digit tahun ini.
Sementara Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendarta sebelumnya mengatakan, transaksi BI-Fast terus tumbuh sejak diimplementasikan hingga saat ini.
Baca Juga: Ini Alasan BI Pertimbangkan Pangkas Biaya Transfer BI-Fast
Berdasarkan data BI, total transaksi BI-Fast telah mencapai 127,8 juta transaksi hingga Juni 2022. Adapun di periode bulan Juni saja mencapai 40,1 juta transaksi atau tumbuh 78% dari bulan sebelumnya.
Fili bilang, pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan transaksi di beberapa bank karena pembukaan layanan BI-Fast pada kanal-kanal utama mereka, khususnya mobile banking.
"Semakin tingginya pertumbuhan transaksi BI-Fast maka akan memberikan potensi yang lebih besar untuk penurunan tarifnya. Hal ini tentunya dilakukan untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan mendukung perkembangan ekosistem ekonomi keuangan digital yang inklusif," kata Fili pada KONTAN, Senin (18/7).
Namun, ia tidak menyebutkan berapa idealnya penurunan biaya BI-Fast dengan peningkatan transaksi yang ditorehkan hingga Juni 2022 tersebut.
Dengan tarif saat ini sebesar maksimal Rp 2.500, Bank Indonesia membebankan biaya kepada peserta BI FAST sebesar Rp 19, sedangkan sisanya Rp 2.481 akan menjadi pendapatan bank sebagai issuer/pengirim. Sehingga dengan semakin meningkatnya transaksi BI-Fast, lanjut Fili, maka pendapatan perbankan juga akan kian meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News