kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini strategi BI memenuhi kebutuhan uang kartal Rp 152,14 triliun saat Ramadan


Kamis, 15 April 2021 / 10:05 WIB
Ini strategi BI memenuhi kebutuhan uang kartal Rp 152,14 triliun saat Ramadan

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

Dia bilang untuk kelompok masyarakat diberikan layanan 1 orang 100 lembar per hari, dan berikutnya dapat dilakukan penukaran dengan KTP yg sama. Dia menegaskan UPK 75 bisa digunakan menjadi alat belanja karena merupakan alat transaksi yang sah. 

Marlison menyebut Bank Indonesia dapat memenuhi kebutuhan uang kartal dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai kebutuhan, tepat waktu, dan layak edar. 

“Sebagaimana diketahui, periode Ramadan dan Idul Fitri merupakan periode di mana tingkat outflow tertinggi sepanjang siklus tahunan dalam pengadaan uang. Dimana rata-rata 30% outflow uang kita keluar pada saat Ramadan dan Idul Fitri,” paparnya.

Lanjut dia, dalam pemenuhan kebutuhan uang kartal senilai Rp 152,4 triliun itu te terdiri dari 90,07% uang pecahan besar yang terdiri dari nominal Rp 100.000 dan Rp 50.000 sebesar Rp 137 triliun. Sementara sisanya senilai Rp 15,2 triliun atau 9,93% merupakan uang pecahan kecil mulai Rp 20.000 ke bawah. 

“Pada awal pandemi terjadi Covid-19 di Indonesia, permintaan uang kartal juga turun termasuk di periode ramadan dan lebaran. Realisasi tahun lalu sebesar Rp 109,20 triliun, turun cukup tajam sebesar 43,3% dari tahun-tahun sebelumnya,” tambah Marlison.

Kenaikan proyeksi kebutuhan uang kartal pada Ramadan dan Idul Fitri tahun ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama,  memperhitungkan asumsi makro ekonomi dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi Indonesia. Kedua, BI memperhatikan kebijakan pemerintah khususnya realisasi percepatan bantuan sosial tunai (BLT) menjelang idul fitri. 

“Kemudian kita lihat bagaimana kebijakan program vaksinasi yang mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat. Bila tingkat mobilitas masyarakat makin tinggi maka kebutuhan uang kartal makin tinggi. Tentunya kita juga memperhatikan kebijakan pemerintah tentang larangan mudik lebaran di masyarakat walaupun juga ada dikecualikan mudik lokal di wilayah tertentu,” tegasnya. 

Lebih Lanjut, Marlison bilang dari jumlah perkiraan Rp 152,14 triliun, wilayah jawa merupakan dengan proyeksi kebutuhan tertinggi mencapai 65% dari kebutuhan nasional. Sementara wilayah Jabodebek 27%. Ia bilang hal ini menggambarkan kebutuhan uang kartal atau perputaran uang kartal terpusat di Jabodebek yaitu mencapai 27%.

“Untuk wilayah kebutuhan tertinggi di jabar sebesar Rp 12,21 triliun. Sementara wilayah terendah untuk kebutuhan uang kartal untuk kebutuhan uang kartal selama periode Ramadan dan Idul Fitri yaitu Papua Barat dengan proyeksi terendah Rp 0,32 triliun,” pungkasnya. 

Selanjutnya: BI prediksi penarikan uang kartal di Ramadan dan Lebaran 2021 naik 39%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×