kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini raihan kinerja keuangan dan operasional BRMS hingga 31 Agustus 2020


Rabu, 18 November 2020 / 15:15 WIB
Ini raihan kinerja keuangan dan operasional BRMS hingga 31 Agustus 2020

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyampaikan kinerja keuangan dan operasionalnya hingga 31 Agustus 2020. Tercatat, BRMS memperoleh pendapatan sebesar US$ 3,19 juta di periode Januari-Agustus 2020. Jumlah ini sudah mulai mendekati capaian pendapatan BRMS di akhir tahun lalu sebesar US$ 4,46 juta.

Masih di periode yang sama, BRMS meraup laba bersih sebesar US$ 2,11 juta. Angka ini melampaui realisasi laba bersih BRMS per akhir 2019 sebesar US$ 1,26 juta.

Dari sisi operasional, sepanjang Januari hingga Agustus 2020, BRMS mampu memproduksi dore bullion sebanyak 54,55 kilogram. Perusahaan ini juga mampu menghasilkan gold output sebesar 17,76 kilogram per Agustus 2020.

Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan, produksi emas dari lokasi tambang BRMS di Poboya, Palu, terus mengalami peningkatan. Harga jual emas yang masih tergolong tinggi juga mendukung kelangsungan bisnis BRMS, sehingga berpengaruh pada membaiknya kinerja keuangan perusahaan tersebut.

“Anak usaha kami, PT Citra Palu Minerals (CPM) saat ini tengah mengoperasikan pabrik pengolahan yang pertama dengan kapasitas penuh sebesar 500 ton bijih per hari,” ungkap dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Rabu (18/11).

Fuad Helmy, Direktur & CFO BRMS menambahkan, BRMS telah menerima fasilitas kredit investasi dalam bentuk Standby Letter of Credit (SBLC) sejumlah US$ 70 juta dari Bank Negara Indonesia (BNI) di bulan April 2020. Dana tersebut untuk membiayai pekerjaan konstruksi dan pembangunan pabrik pengolahan kedua dengan kapasitas 4.000 ton per hari.

Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) akan raup Rp 1,6 triliun dari rights issue

“Pembangunan pabrik pengolahan kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari diharapkan dapat selesai di kuartal IV-2021 dan mulai beroperasi di kuartal I-2022,” paparnya.

Sementara itu, pada 11 November 2020, mayoritas dari pemegang saham BRMS telah menyetujui agenda penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk mendanai pengembangan bisnis perusahaan jangka pendek dan menengah.

Kemudian, pada 17 November 2020, BRMS telah menyampaikan prospectus rencana rights issue tersebut kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencakup antara lain, harga pelaksanaan rights issue di level Rp 70, alokasi penggunaan dana hasil rights issue, dan kinerja keuangan periode kuartal III-2020, dll.

Direktur dan Investor Relations BRMS Herwin Hidayat menyampaikan, rencana rights issue ini sangat penting untuk mendanai rencana pengembangan bisnis BRMS. Sebagian besar dari dana rights issue tersebut akan dilalokasikan untuk pembangunan pabrik pengolahan ketiga dengan kapasitas 4.000 ton bijih emas per hari dan pekerjaan pengeboran untuk menambah jumlah cadangan bijih emas di Palu.

“Kami juga berencana melakukan beberapa pekerjaan pengeboran di Gorontalo,” imbuh dia.

Suseno kembali menjelaskan, di masa lalu Rio Tinto Group pernah melakukan pengeboran di 34 lubang bor dengan akumulasi kedalaman 7.900 meter di beberapa proyek dalam lokasi tambang Poboya. Selanjutnya, anak usaha BRMS, yakni CPM, juga telah melakukan pengeboran di 13 lubang bor dalam lokasi tambang yang sama dengan kedalaman 3.000 meter.

Dari hasil-hasil pengeboran tersebut, pihak BRMS berkeyakinan dapat menambah cadangan bijih emas di Poboya, Palu dalam rencana pengeboran di masa mendatang.

Selain itu, bila berjalan sesuai rencana, maka BRMS akan berkembang dari perusahaan dengan kepemilikan satu pabrik pengolahan berkapasitas 500 ton per hari menjadi perusahaan dengan tiga pabrik pengolahan berkapasitas total 8.500 ton per hari di tahun 2023.

“Selanjutnya, kami juga berharap untuk dapat meningkatkan jumlah cadangan bijih emas di lokasi tambang emas Poboya di Palu, Sulawesi, tergantung dari keberhasilan kegiatan pengeboran terkait,” ujarnya.

Tak hanya itu, BRMS berencana untuk menggunakan sebagian dana hasil rights issue untuk menyelesaikan tagihan perusahaan dan unit usahanya sekitar US$ 29 juta kepada PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Salah satunya terkait persiapan pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian pabrik pengolahan pertama di Poboya yang telah beroperasi sejak Februari 2020.

Selanjutnya: Kinerja mayoritas emiten batubara melemah di kuartal ketiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×