kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab penularan Covid-19 di Jakarta masih tinggi


Selasa, 09 Februari 2021 / 11:24 WIB
Ini penyebab penularan Covid-19 di Jakarta masih tinggi
ILUSTRASI. Ahmad Riza Patria, Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan, penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi karena Ibu Kota merupakan pusat interaksi.

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi karena Ibu Kota merupakan pusat interaksi. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.

"Pertanyaannya kenapa masih tinggi? Karena Jakarta sebagai Ibu Kota ini adalah pusat interaksi," ujar Riza dalam keterangan suara, Senin (8/2/2021). 

Riza menjelaskan, Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat interaksi tertinggi di Indonesia. Tidak heran, lanjut Riza, banyak warga Indonesia yang melakukan aktivitas keluar masuk Jakarta beberapa waktu. Termasuk untuk mereka yang beraktivitas dari luar negeri ke dalam negeri. 

"Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat perdagangan, semua di Jakarta. Sehingga kalau interaksi tinggi maka potensi kerumunan tinggi, maka potensi penyebaran juga tinggi," kata Riza. 

Baca Juga: Simak pembagian zonasi di PPKM Mikro 9 hingga 22 Februari 2021

Selain itu, lanjut Riza, Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan 3T, yaitu Tracing, Testing dan Treatment. Dengan banyaknya tingkat testing dan tracing, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan di DKI Jakarta. 

"Di antaranya adalah testing karena testingnya tinggi. Kalau Covid-19 ada yang memang kelihatan," tutur Riza. 

Namun hal tersebut merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19 yang lebih masif lagi sehingga peningkatan testing dan tracing memang perlu dilakukan. 

Baca Juga: Indonesia catat 8.242 kasus baru virus corona, angka terendah dalam sebulan terakhir

"Jadi cara kami adalah bagaimana mempercepat identifikasi masalah dengan cara testing sehingga kita cepat melakukan langkah-langkah pencegahan," kata Riza.

Data terbaru yang disampaikan pemerintah Senin kemarin, ada penambahan 3.144 kasus baru di Jakarta. 



TERBARU

×