Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Dari sisi gas, lanjut Nicke, Pertamina juga akan mengembangkan gasifikasi dari energi batu bara yang melimpah menjadi Dimethyl Ether (DME) sehingga dapat mengkonversi LPG. Selain itu, Pertamina terus membangun dan menambah jaringan gas rumah tangga hingga mencapai 3 juta pelanggan.
Dengan demikian, masyarakat punya pilihan antara LPG, DME, Jargas, atau kompor listrik. Hal ini yang nantinya akan membuat perekonomian Indonesia lebih berputar.
Baca Juga: Tahun depan, Energi Mega Persada (ENRG) siapkan capex US$ 100 Juta
Nicke menekankan, secara garis besar Pertamina akan masuk ke pengembangan bisnis dan produk-produk baru untuk mengisi gap yang ada, sehingga bisa menurunkan impor migas yang selama ini terjadi. Selain itu, Pertamina juga menjalankan program mandatori terkait subsidi energi, seperti BBM Satu Harga di 243 titik wilayah 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar.
Adapun untuk pemerataan akses produk nonsubsidi, Pertamina telah menyiapkan Pertashop di di 2.192 titik di seluruh Indonesia. Program mini outlet ini melibatkan UMKM yang bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
“Kita harapkan menjadi driver perekonomian daerah. Satu komitmen kami, meskipun dalam kondisi pandemi, semua aktivitas usaha, semua asset Pertamina tetap dioperasikan, karena yang masuk dalam ekosistem Pertamina ini ada 1,2 juta tenaga kerja jadi sangat besar. Oleh karenanya, motor penggerak ini tidak boleh terhenti. Jadi, ada misi perusahaan untuk menjaga motor tetap bergerak agar dapat terus menyerap tenaga kerja dan mendorong industri nasional untuk tumbuh,” pungkas Nicke.
Selanjutnya: Hingga kuartal III, produksi migas Energi Mega Persada (ENRG) tumbuh positif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News