kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,31   14,00   1.54%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini fokus Nusantara Infrastructure (META) pada semester II 2021


Minggu, 12 September 2021 / 21:00 WIB
Ini fokus Nusantara Infrastructure (META) pada semester II 2021

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester pertama 2021. Untuk menjaga kinerja hingga tutup tahun, melalui anak usahanya, META bersiap menggarap tiga proyek sembari meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan organik.

General Manager Corporate Affairs META Deden Rochmawaty mengungkapkan, pada semester kedua ini META akan fokus pada proyek yang menjadi business development PT Bintaro Serpong Damai (BSD), anak usaha yang mengelola Jalan Tol Ruas Pondok Aren-Serpong. Setidaknya ada tiga proyek yang siap digarap BSD.

Pertama, konstruksi penanganan banjir (Peninggian) pada KM 8 Jalan Tol Pondok Aren-Serpong. Kedua, konstruksi tidak sebidang Ramp Junction Serpong dengan Exit Ramp Pamulang (Weaving), dan ketiga, proyek pembangunan jalan akses Tol Makassar New Port, Sulawesi Selatan.

Menurut Deden, saat ini ketiga proyek tersebut dalam proses finalisasi sembari menunggu arahan regulator. Meski tak merinci besaran investasi dari masing-masing proyek, yang pasti ketiga proyek tersebut sudah aman dari sisi pendanaan.

Baca Juga: Ramayana Lestari (RALS) pangkas target pertumbuhan pendapatan jadi 10%

Asal tahu saja, pada 1 September 2021 lalu, BSD telah mengantongi dukungan finansial berbentuk pemberian fasilitas kredit investasi senilai Rp 750 miliar dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Perjanjian fasilitas kredit investasi ini berjangka waktu selama 5 tahun dengan skema fixed-interest rate.

"(Di Semester II-2021) perusahaan akan terus meningkatkan efisiensi dan pertumbuhan organik. Proyek yang akan digarap adalah BSD business development yang dalam tahap finalisasi skema proyek. Untuk dana, kami sudah ada," terang Deden kepada Kontan.co.id, Minggu (12/9).

Proyek-proyek tersebut diharapkan bisa menjaga kinerja META. Pasalnya, dalam periode paruh pertama 2021, pendapatan dan penjualan META anjlok 49,96% dari Rp 952,6 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp 476,60 miliar.

Kondisi ini terutama disebabkan oleh pendapatan konstruksi META yang turun drastis hingga 77,55% dari Rp 699,76 miliar menjadi Rp 157,06 miliar pada Semester I-2021. Adapun, pemasukan META pada enam bulan pertama 2021 juga berasal dari pendapatan usaha dan penjualan sebesar Rp 310,74 miliar dan pendapatan usaha lainnya senilai Rp 8,78 miliar.

Baca Juga: Laba Tunas Alfin (TALF) turun 48,67% pada semester I-2021

Seiring dengan pendapatan dan penjualan yang menyusut, raihan laba META juga merosot. META mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 24,22 miliar. Turun 34,34% dibandingkan raihan di periode yang sama tahun lalu, senilai Rp 36,89 miliar.

Deden mengungkapkan, di luar pendapatan konstruksi, sebenarnya META mampu meningkatkan pendapatan usaha dan penjualan. Hal itu sejalan dengan tren pemulihan ekonomi di tengah pandemi covid-19.

Kondisi itu terlihat dari lalu lintas harian di jalan tol META yang meningkat 17,3% secara year on year di semester pertama. "Tren recovery berjalan sesuai proyeksi manajemen. Perusahaan berharap tren recovery ini terus berlanjut hingga akhir tahun sehingga dapat meminimalisir variance terhadap RKAP," ungkap Deden.

Adapun, pendapatan konstruksi mengalami penurunan dan hanya pencatatan akuntansi seiring dengan penyelesaian kedua proyek META. Yakni Jalan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung di Sumatera Utara.

"Sedangkan laba bersih menurun karena peningkatan beban bunga akibat kedua proyek tersebut telah beroperasi dan sesuai dengan project life cycle (early operation stage). Selain itu, terdapat non-recurring expenses (one time off)," terang Deden.

Mengenai belanja modal (capex), pada semester pertama META sudah merealisasikan sekitar Rp 208 miliar. Sebagian besar digunakan untuk penyelesaian proyek jalan tol Pettarani dan PLTA Lau Gunung. Deden belum merinci proyeksi capex META hingga tutup tahun nanti, lantaran masih menunggu tiga proyek yang akan digarap BSD.

"Perusahaan siap untuk segera memulai proyek BSD setelah mendapatkan persetujuan dari various stakeholders dan skema proyek yang matang," pungkas Deden.

Selanjutnya: Sempat merugi, FKS Food Sejahtera (AISA) raup laba Rp 14,25 miliar di semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×