Sumber: Indian Express | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Warga negara Kanada kelahiran China, Tse Chi Lop, yang diduga memimpin salah satu kerajaan narkoba terbesar di dunia, ditangkap di Belanda pada Jumat pekan lalu (22/1). Gembong narkoba itu ditangkap berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan Australia.
Tse, 56 tahun, diyakini memimpin organisasi kriminal bernama 'The Company', juga dikenal sebagai Sam Gor Syndicate, yang mendominasi perdagangan narkoba Asia-Pasifik senilai US$ 70 miliar per tahun, menurut Polisi Federal Australia (AFP).
Ia ditangkap di bandara Schiphol Amsterdam, Belanda. Tse akan diadili di Australia setelah ekstradisi dari Belanda.
Siapakah Tse Chi Lop?
Mengutip Indian Express, Tse yang diyakini berada di belakang salah satu jaringan narkotika terbesar di dunia. Ia dibanding-bandingkan dengan gangster Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman yang pernah dianggap sebagai pengedar narkoba paling kuat di dunia. Joaquin saat ini menghabiskan seumur hidup di penjara di Amerika.
Baca Juga: Lagi, harta karun peninggalan gembong narkoba ditemukan tersembunyi di dinding rumah
Sindikat yang diduga dipimpin Tse dituduh memproduksi obat-obatan sintetis di hutan-hutan yang tidak diawasi di Myanmar, yang didominasi oleh milisi dan panglima perang.
Dari sini, perusahaan Tse diyakini memindahkan narkotika ke pasar terdekat di Bangkok, serta yang lebih jauh seperti di Jepang dan Australia, kata laporan CNN.
Menurut AFP, kartel Tse dianggap bertanggung jawab atas 70% dari semua obat-obatan terlarang yang masuk ke Australia.
Sesuai investigasi Reuters tahun 2019, jaringan narkotika Tse yang luas menghasilkan hingga US$ 17 miliar pada 2018 dari penjualan metamfetamin saja.
Organisasi Tse diyakini mencuci sebagian besar pendapatan ilegal melalui kasino di Asia Tenggara yang tidak diatur dengan baik.
Paling dicari
Menurut Polisi Federal Australia (AFP), sindikat tersebut menargetkan Australia selama beberapa tahun, mengimpor dan mendistribusikan narkotika terlarang dalam jumlah besar, mencuci keuntungan di luar negeri dan hidup dari kekayaan yang diperoleh dari kejahatan.
Menurut laporan BBC, polisi Australia telah melacak Tse selama 10 tahun sebelum penangkapannya di bandara Amsterdam, dari tempat ia bersiap untuk terbang ke Kanada.
Baca Juga: Harta karun banyak ditemukan di halaman belakang rumah penduduk desa Inggris