kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini cara bank kerek profitabilitas saat DPK naik lebih tinggi dibanding kredit


Rabu, 01 Desember 2021 / 05:50 WIB
Ini cara bank kerek profitabilitas saat DPK naik lebih tinggi dibanding kredit

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan  dana pihak ketiga (DPK) yang lebih tinggi dibanding laju permintaan kredit ternyata perlu diwaspadai para bankir.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Heru Kristiyana menyatakan, hal tersebut akan mempengaruhi profitabilitas perbankan.

Memang sejak pandemi melanda, pertumbuhan kredit jauh lebih rendah dari pertumbuhan DPK. Hingga Oktober 2021, kredit hanya tumbuh sebesar 3,24% yoy. Sedangkan DPK justru tumbuh lebih tinggi yakni 9,4% yoy.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sepakat dengan regulator bahwa gap tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas bank. Sekretaris Perusahaan BTN Ari Kurniaman menyatakan terdapat faktor yang mempengaruhi profitabilitas yakni biaya dana dari DPK atau cost of fund, yield kredit, dan kualitas kredit.

“Agar BTN dapat mencatatkan profitabilitas yang optimal saat ini, kami mengelola pertumbuhan dengan memperhatikan beberapa hal. Mulai dari penghimpunan DPK difokuskan pada dana berbiaya rendah dan menyesuaikan suku bunga dana eksisting pada level yang optimal bagi bank dan nasabah,” ujar Ari kepada Kontan.co.id pada Selasa (30/11).

Baca Juga: BTN targetkan kredit MLT bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan hingga Rp 100 miliar

Kedua, yield kredit dijaga pada level yang ideal dengan memperhatikan segmen kredit yang sudah mulai berkembang. Guna dapat menghasilkan yield yang baik, BTN terus menyasar segmen konsumer dan usaha kecil dan menengah.

“Terus memperbaiki kualitas kredit untuk mendorong profitabilitas yang optimal. Hal-hal tersebut telah menjaga pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income BTN sebesar 30,2% secara year-on-year pada September 2021,” jelasnya.

BTN juga akan mendorong pendapatan non bunga atau fee based income, dengan pengembangan produk antara lain layanan digital, wealth management, aktivitas treasury dan bisnis korporasi. BTN juga tetap fokus pada dana murah.

BTN berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 35,3% yoy menjadi Rp 1,51 triliun pada kuartal III 2021.

 



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×