Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Haines mengatakan badan-badan intelijen AS melihat tiga skenario yang mungkin, yang paling mungkin adalah konflik sengit di mana pasukan Rusia "membuat keuntungan tambahan, tanpa kesulitan."
Skenario lainnya termasuk terobosan besar Rusia dan Ukraina berhasil menstabilkan garis depan sambil mencapai keuntungan kecil, mungkin di dekat kota Kherson yang dikuasai Rusia dan daerah lain di Ukraina selatan.
Ini akan memakan waktu bertahun-tahun bagi Rusia untuk membangun kembali pasukannya, katanya.
"Selama periode ini, kami mengantisipasi bahwa mereka akan lebih bergantung pada alat asimetris yang mereka miliki, seperti serangan dunia maya, upaya untuk mengendalikan energi, bahkan senjata nuklir untuk mencoba mengelola dan memproyeksikan kekuatan dan pengaruh secara global," kata Haines.
"Untuk sementara, pasukan Rusia tidak mungkin dapat melakukan beberapa operasi simultan," lanjut Haines.
Prioritas Putin sekarang, katanya, adalah membuat keuntungan di wilayah Donbas dan menghancurkan pasukan Ukraina, sebuah perkembangan yang dinilai Rusia akan menyebabkan perlawanan dari dalam semakin merosot.
Pernyataan Haines muncul setelah pertemuan puncak para pemimpin NATO pada hari Rabu yang melabeli Rusia sebagai "ancaman langsung" paling besar bagi keamanan aliansi dan berjanji untuk memodernisasi pasukan Kyiv.
Rusia meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" terhadap Ukraina pada 24 Februari untuk menghilangkan apa yang dianggapnya sebagai pemerintah fasis yang mengancam keamanannya.
Ukraina, Amerika Serikat dan negara-negara lain mengatakan Rusia melakukan perang agresi yang tidak dapat dibenarkan terhadap tetangganya.
Baca Juga: Menuju Kyiv Ukraina, Jokowi Pakai Kereta Luar Biasa Pemerintah Ukraina
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News