kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan BBJ revisi target transaksi tahun 2021 menjadi 11,1 juta lot


Selasa, 05 Januari 2021 / 07:18 WIB
Ini alasan BBJ revisi target transaksi tahun 2021 menjadi 11,1 juta lot

Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau Jakarta Future Exchange (JFX) melakukan revisi target 2021. Kali ini perusahaan memilih untuk kerek target lebih tinggi dari yang sudah ditargetkan sebelumnya. 

Sebelumnya, BBJ menargetkan transaksi 10 juta lot, namun akhirnya dinaikkan menjadi 11,1 juta lot. Bahkan target tersebut memiliki filosofi tersendiri, bagi Direktur Utama JFX Paulus Lumintang, yang ini agar kinerja perusahaan di tahun ini tetap unggul. 

"Target kami sangat optimistis untuk menjadikan BBJ nomor satu di industri ini. 2021 juga akan menjadi tahun perubahan dan pengembangan baik dari edukasi dan literasi," jelas dia pada pembukaan perdagangan Senin (4/1). 

Sebagai informasi, hingga 31 Desember 2020, total transaksi di BBJ capai 9,43 juta lot. Di mana, sebanyak 7,75 juta lot berasal dari transaksi bilateral, dan sisanya 1,68 juta lot berasal dari transaksi multilateral. 

Baca Juga: Transaksi masih minim, Bappebti bakal dorong transaksi multilateral di 2021

Realisasi ini berhasil menembus rekor baru dan melebih target transaksi tahun 2020 yang hanya 8,25 juta lot.

Tahun ini, BBJ akan fokus pada pelayanan kepada anggota bursa dan stakeholders lainnya, serta meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi, serta inovasi produk dan melakukan transformasi pada bidang produk, SDM, teknologi hingga peningkatan kerjasama dengan bursa luar negeri.

"Rencananya, setiap dua bulan sekali kami akan memberikan kuliah di universitas-universitas untuk memperkenalkan produk bursa berjangka. Kami juga sudah dihubungi Asia Pacific Exchange (APEX) untuk eksekusi kerjasama di kuartal II-2021 ini," papar Paulus.

Sebelumnya, Paulus bilang, bahwa kinerja perdagangan berjangka tahun ini juga akan diwarnai beberapa sentimen. Mulai dari Inggris yang akhirnya benar-benar keluar dari Uni Eropa (UE). Meskipun tidak akan secara signifikan mempengaruhi volatilitas harga komoditi, Paulus memprediksi sentimen tersebut akan mempengaruhi mata uang yang dipasangkan atau pairing dengan poundsterling.



TERBARU

×