Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM) berencana meniru langkah India dan Portugal dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Menteri ESDM Arifin Tasrfi bilang kedua negara tersebut berhasil mengembangkan PLTS dengan ongkos yang murah. "Di India costnya cuma US$ 2,3 sen per kWh dan Portugal umumkan produksi US$ 1,4 sen per kWh dengan kapasitas 680 MW ditambaha baterai sebesar 100 MW," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII, Selasa (19/1).
Arifin melanjutkan, dengan potensi solar panel yang tergolong besar maka pemanfaatannya perlu didorong. Ia memastikan saat ini Kementerian ESDM masih melakukan kajian untuk mentransmisi sumber listrik ke tempat yang membutuhkan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, konsep pembangunan solar park merupakan bagian dari pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala besar di lahan yang luas.
Baca Juga: Kementerian ESDM bakal bangun taman panel surya di kawasan Indonesia Timur
"Kami merencanakan bangun solar park, seperti yang ada di Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Portugal, dan Arab Saudi. Satu hamparan besar isinya solar panel saja," jelasnya dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM seperti dikutip Kontan.co.id, Sabtu (16/1).
Nantinya, lokasi pengembangan solar park akan dipusatkan di Indonesia Timur dengan memanfaatkan wilayah-wilayah yang kering, memiliki radiasi sinar matahari yang bagus, dan cerah hujan rendah. "Makin ke timur, khususnya di daerah-daerah yang kering, sinar matahari bagus, jarang hujan," ungkap Dadan.
Dadan mengungkapkan rencana pengembangan ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan jumlah PLTS secara masif. Kementerian ESDM mencanangkan target peningkatan kapasitas PLTS mencapai 17.687 Mega Watt (MW) pada tahun 2035.
Selanjutnya: Kementerian ESDM: Potensi PLTS terapung mencapai 3.000 MW
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News