kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri Otomotif Dunia Investasikan US$ 1,2 Triliun untuk Produksi Kendaraan Listrik


Senin, 24 Oktober 2022 / 00:35 WIB
Industri Otomotif Dunia Investasikan US$ 1,2 Triliun untuk Produksi Kendaraan Listrik

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

Toyota akan menginvestasikan US$ 70 miliar untuk memproduksi kendaraan litrik dan memproduksi lebih banyak baterai. Perusahaan otomotif Jepang ini berharap bisa menjual setidaknya 3,5 juta kendaraan battery electric models (BEVs) pada tahun 2030. 

Selain itu, Toyota telah merencanakan mengembangkan setidaknya 30 model kendaraan berbasis BEV dan menargetkan bisa mentransisikan seluruh Lexus ke baterai listrik selama hingga akhir dekade ini.

Adapun Ford Motor juga terus meningkatkan investasinya dalam pengembangan kendaraan listrik. Saat ini, investasinya sudah mencapai US$ 50 miliar untuk membangun pabrik baterai berkapasitas 240 gigawatt per jam bersama mitranya. Perusahaan ini menargetkan memproduksi sekitar 3 juta kendaraan BEV pada tahun 2030.

Baca Juga: Dorong Percepatan Kendaraan Listrik, Sejumlah Negara Berlomba Kucurkan Stimulus

Mercedes-Benz telah mengalokasikan setidaknya US$ 47 miliar untuk pengembangan dan produksi EV, hampir dua pertiganya untuk meningkatkan kapasitas baterai globalnya dengan mitra hingga lebih dari 200 gigawatt-jam.

BMW, Stellantis, dan General Motors masing-masing berencana untuk menghabiskan setidaknya US$ 35 miliar untuk berinvetasi pada produksi mobil listrik dan baterai.

Stellantis menyusun program baterai paling agresif yakni berencana membangun pabrik-pabrik baterai dengan kapasitas 400 gigawatt-jam dengan mitranya hingga tahun 2030. Diantaranya ada empat pabrik di Amerika Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×