kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Industri multifinance optimistis kinerja penyaluran pembiayaan bulan Maret membaik


Senin, 22 Maret 2021 / 08:45 WIB
Industri multifinance optimistis kinerja penyaluran pembiayaan bulan Maret membaik

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menggarahkan sektor otomotif, pemerintah Indonesia memberikan  insentif diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM)  PPnBM mobil. Potongan pajak itu akan berlangsung selama sembilan bulan mulai Maret 2021. Insentif tersebut terbagi menjadi tiga tahap dan tiap tahap berlaku selama tiga bulan.

Insentif yang akan menyasar mobil dengan kapasitas 1.500 CC ini disambut baik oleh para pelaku industri multifinance. Industri multifinance pun optimistis kinerja penyaluran pembiayaan bulanan pada Maret 2021 akan membaik, terutama dari sektor otomotif.

Seperti PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang optimis industri pembiayaan (multifinance) masih akan terciprat berkah relaksasi pajak mobil baru sampai tiga bulan mendatang.

Presiden Direktur PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengatakan, pihaknya sangat yakin, di bulan Maret 2020 ini pembiayaan kendaraan khususnya di CNAF akan mulai memperlihatkan peningkatan yang cukup menggembirakan dari sisi month on month maupun Year on Year domino efek dari Pemberlakuan berbagai macam relaksasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah juga Regulator. 

"Dengan indikator di atas, CNAF sangat optimis awan kelam di bisnis Pembiayaan Automotif di tahun 2020 akan perlahan menghilang digantikan oleh sinar matahari harapan pertumbuhan positif di tahun 2021. Kita masih sangat optimis di tahun 2021 asset kelolaan juga realisasi kredit CNAF akan meningkat double digit bila dibandingkan tahun 2020," ungkap Ristiawan kepada kontan.co.id, Sabtu (20/3).

Baca Juga: PPnBM 0% berlaku, Daihatsu bukukan kenaikan SPK lebih 2 kali lipat

Ia menjelaskan, CNAF, telah merasakan sendiri naiknya permintaan kredit segmen mobil baru yang mendapat subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Menurutnya, bila dilihat angka dari Applikasi pengajuan pembiayaan khususnya unit kendaraan yang masuk dalam kategori diberikan relaksasi PPnBM maka ada peningkatan cukup signifikan sekitar 58% pada tanggal kalender 20 Maret jika dibandingkan 20 Februari 2021.

Selain itu, terkait restrukturisasi Ristiawan menyebut, restrukturisasi kredit tahap pertama adalah sekitar 25% dari total portfolio kelolaan CNAF sedangkan relaksasi tahap kedua angkanya cukup sedikit dibawah 5%. Hal tersebut dikarenakan Pemberlakuan DP tinggi yang CNAF terapkan diawal Pandemi tahun 2020, jadi nasabah baru CNAF adalah yang cukup selektif dan tahan terhadap goncangan ekonomi dampak Pandemi Covid-19.

Ristiawan optimistis kenaikan permintaan pembiayaan pada Maret 2021 menjadi pertanda bahwa program pemerintah disambut positif oleh masyarakat. Harapannya, dengan pulihnya ekonomi dan lancarnya penanganan pandemi lewat vaksinasi, tren ini berlanjut setidaknya sampai Mei 2021, dan signifikan mendongkrak target pertumbuhan pembiayaan CNAF sepanjang tahun ini yang dipatok di kisaran 20%.

Pihaknya juga sangat yakin angka permintaan pembiayaan kendaraan akan lebih meningkat lagi dalam waktu dekat, terutama mendekati Hari Raya Idul Fitri yang akan jatuh di bulan Mei 2021 nanti.

Ia pun membeberkan strategi perusahaan di tahun 2021 yaitu, masih terus fokus terhadap Transformasi di sisi Digitalisasi dan Automasi  untuk memastikan biaya operasional perusahaan dapat berjalan lebih efisien. 

"Dengan Digitalisasi itupula, nasabah akan dilayani oleh Cnaf secara aman dan nyaman karena prosesnya cepat, tepat, Simple dan transparan juga aman krn tidak akan terlalu banyak bertemu lgs secara face to face dengan team Cnaf untuk pemrosesan pengajuan pembiayaan bahkan layanan lainnya," ujar Ristiawan.

Sekadar informasi, sepanjang 2020 CNAF mengandalkan produk pembiayaan mobil baru, mobil bekas, dan multiguna, dengan total penyaluran mencapai Rp 3,75 triliun. Capaian sepanjang periode pandemi ini masih tercatat meningkat 5% (year-on-year/yoy) dari capaian realisasi pembiayaan sepanjang 2019 di Rp 3,5 triliun.

Senada, Direktur Utama PT Mandiri Utama Finance (MUF) Stanley Setia Atmadja pun optimistis kinerja portofolio otomotif perusahaan pembiayaan secara umum akan mengalami lonjakan pada periode Maret 2021 ini.

"Sampai dengan minggu ini, kinerja MUF alami kenaikan sekitar 15% ketimbang Februari 2021 atau sejak policy PPnBM. Dengan adanya kemungkinan ppnbm untuk mobil di atas 1500cc kita harapkan akan membuat pasar bertumbuh," kata Stanley.

Ia juga berharap pada Maret 2021 akan menjadi batu loncatan pendongkrak kinerja penyaluran MUF, yang targetnya sepanjang 2021 sebesar Rp 7,9 triliun, dengan komposisi 70,9% untuk roda empat dan 29,1% untuk roda dua.

"Oleh karena itu strategi MUF di tahun ini yaitu MUF akan mengembangkan pasar Syariah bersama BSI dan mengembangkan pasar captive bersama BMRI  selain menambah jumlah dealer / showroom untuk roda dua dan roda empat untuk pasar reguler," jelas Stanley.

Sebagai catatan, sepanjang 2020 penyaluran MUF hanya mencapai Rp5,8 triliun atau turun dari capaian 2019 yang ditutup menyentuh Rp8,1 triliun. Komposisinya, 74,7 persen roda empat, sementara 25,3 persen roda dua.

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga mengatakan, pipeline permintaan pembiayaan khususnya unit kendaraan yang masuk dalam kategori diberikan relaksasi PPnBM meningkat. "Namun tetap kami proses penuh kehati-hatian. Target kami Maret ini bisa lebih besar pencapaian dibandingkan Januari dan Februari. Estimasi kami bulan ini lending sekitar Rp 1,5 triliun," ucap Direktur Keuangan MTF Armendra.

Selain itu, Armendra mengatakan, untuk tahapan restrukturisasi, yang MTF lakukan sekarang adalah fokus pada collection, memastikan kestabilan pembayaran angsuran nasabah restrukturisasi atau pasca restrukturisasi.

"Sejalan dengan restu yang diberikan, kami pun melakukan risk assesment nasabah tersebut, yang kami kelompokan pada probabilitas risikonya. Dan atas hal tersebut, kami bentuk tambahan cadangan sebagai antisipasi risiko yang terjadi. Sampai dengan Februari, kualitas nasabah restrukturisasi masih terkontrol dengan baik dengan kualitas pembayaran non performing 1,03%," jelas Armendra. 

Dalam menjaga pembiayaan di tahun ini, MTF memiliki berbagai strategi pembiayaan, seperti lebih fokus pada strategic customer, yakni nasabah-nasabah yang merupakan nasabah mandiri group, atau nasabah-nasabah yang masih dalam satu rantai bisnis (value chain) dalam ekosistem pembiayaan yang dilakukan Bank Mandiri Group. 

"Dan hal ini sangat disupport oleh Bank Mandiri, baik dalam pemberian pipeline list customer maupun sumber pendanaan (Join Financing) yang sangat kompetitif," kata Armendra.

Seperti diketahui, pemerintah memberikan subsidi PPnBM untuk mobil baru jenis sedan dan 4x2, dengan mesin di bawah 1.500 cc, serta memiliki local content 70%. Kebijakan ini telah berlaku per 1 Maret 2021 dan direncanakan memiliki tiga tahapan insentif per tiga bulanan. Awalnya, 100% ditanggung pemerintah, kemudian berkurang hingga 50%, dan tahap terakhir tinggal 25% saja.

Selanjutnya: Ada relaksasi PPnBM, apakah pasokan mobil baru bisa penuhi lonjakan permintaan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×