kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri Dana Pensiun Masih Andalkan Surat Berharga dalam Berinvestasi


Rabu, 06 April 2022 / 09:05 WIB
Industri Dana Pensiun Masih Andalkan Surat Berharga dalam Berinvestasi

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menempatkan investasinya, industri dana pensiun tampaknya masih cukup berhati-hati. Adapun, surat berharga menjadi pilihan paling besar bagi pemain untuk menaruh dananya.

Jika menilik data OJK per Februari 2022, dana kelolaan industri ini mencapai nilai Rp 318,68 triliun atau tumbuh sekitar 4,08% yoy. Adapun, investasi paling banyak ditempatkan di Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp 93,01 triliun atau kontribusi sebesar 29,18%.

Fokus penempatan investasi pada Surat Berharga juga dilakukan oleh Dana Pensiun BNI. Pengurus Bidang Investasi Dapen BNI Bedie Roesnadi pun mengatakan bahwa aset tersebut memiliki risiko yang relatif lebih rendah dengan return yang lebih stabil.

"Pengelolaan aset BNI tetap memprioritaskan pemenuhan seluruh kewajiban Dapen, asset liability matching, rentabilitas dengan tetap memperhatikan risiko,” ujar Bedie.

Baca Juga: Bankir Hitung Potensi Pemburukan Kredit yang Direstrukturisasi Jadi NPL

Sebagai informasi, Bedie bilang jumlah dana kelolaan Dapen BNI saat ini sekitar Rp 6,7 triliun hingga Rp 6.9 triliun, dengan tingkat pertumbuhan aset sekitar 2.5% hingga 3.5%. Sementara imbal hasil yang diperoleh dari pengelolaan aset berkisar antara 6.5% hingga 7.5%.

Ia pun optimistis bahwa membaiknya  kondisi pasar saat ini mendorong peningkatan aset kelolaan Dapen. Oleh karenanya, Mereka pun berani menargetkan dana kelolaan  berkisar antara Rp 6,8 triliun hingga Rp 7 triliun.

Pemain lainnya, Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) pun mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah menerapkan strategi konservatif yang moderat untuk menghadapi iklim investasi yang sangat volatil. Sehingga, Dapenbun lebih banyak menempatkan asetnya di instrumen pendapatan tetap.

“Kami fokus pada pendapatan tetap dan telah secara bertahap melakukan re-profiling posisi investasi kami dari saham ke pendapatan tetap,” ujar Direktur Investasi Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun) Indra Figrachanda.

Baca Juga: Bank Targetkan Nasabah Baru di 2022

Sepanjang 2021 lalu, dana kelolaan investasi Dapenbun adalah Rp 7,8 triliun atau naik sekitar Rp 722 miliar dari tahun sebelumnya. Indra pun bilang kenaikan tersebut akibat hasil dari investasi yang dilakukan pihaknya.

“Target dana kelolaan investasi tahun ini adalah Rp 8,7 triliun,” ujarnya.



TERBARU

×