kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia resmi resesi, ini 5 dampaknya terhadap masyarakat


Jumat, 06 November 2020 / 04:00 WIB
Indonesia resmi resesi, ini 5 dampaknya terhadap masyarakat

Reporter: Abdul Basith Bardan, Bidara Pink, Yusuf Imam Santoso | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira pun mewanti-wanti akan dampak resesi ini terhadap masyarakat Indonesia. Ia melihat, ada beberapa dampak langsung yang akan dirasakan oleh masyarakat. 

Pertama, turunnya pendapatan di kelompok masyarakat menengah dan bawah secara signifikan. Dengan menurunnya pendapatan, maka dikhawatirkan jumlah orang miskin akan semakin banyak. 

Kedua, penduduk kota bisa saja berkurang, tetapi sebaliknya, penduduk desa akan bertambah. 

Baca Juga: Indonesia resesi, ekonom INDEF peringatkan efeknya terhadap masyarakat

“Pasalnya, desa akan menjadi tempat migrasi pengangguran dari kawasan industri ke daerah-daerah karena gelombang PHK masal,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id. 

Ketiga, resesi juga akan berimbas pada mereka yang sedang mencari pekerjaan. Angkatan kerja baru akan makin sulit bersaing, karena jumlah lowongan pekerjaan menurun. Sementara, perusahaan kalaupun akan melakukan proses rekruitmen, akan memprioritaskan karyawan yang sudah berpengalaman. 

Baca Juga: Ekonomi Indonesia masih tertekan di kuartal III, ini penjelasan BPS

Keempat, ke depan konsumsi rumah tangga bisa saja tertahan. Pasalnya, masyarakat akan cenderung berhemat untuk membeli barang sekunder dan tersier, sehingga fokusnya hanya pada barang kebutuhan pokok dan kesehatan saja. 

Kelima, konflik sosial di masyarakat berpotensi untuk meningkat karnea ketimpangan yang semakin lebar. 

“Orang kaya bisa tetap survive, selain karena aset mereka masih cukup, juga karena digitalisasi. Sementar akelas menengah rentan miskin tidak semua dapat melakukan WFH, apalagi saat pendapatan juga menurun,” tandasnya. 

Selanjutnya: Ini sumber penyumbang kontraksi perekonomian Indonesia pada kuartal III 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×