kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ilmuwan: Meski ada varian Delta, vaksin booster untuk populasi umum tidak cocok


Selasa, 14 September 2021 / 23:10 WIB
Ilmuwan: Meski ada varian Delta, vaksin booster untuk populasi umum tidak cocok

Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Suntikan vaksin booster COVID-19 tidak masyarakat umum butuhkan, sekelompok ilmuwan internasional mengatakan dalam sebuah laporan terbaru di jurnal medis yang terbit Senin (13/9).

Laporan tersebut, yang diterbitkan di The Lancet, menyimpulkan, bahkan dengan ancaman varian Delta yang lebih menular, “dosis booster untuk populasi umum tidak cocok pada tahap pandemi saat ini”.

"Setiap keputusan tentang perlunya peningkatan atau waktu peningkatan harus didasarkan pada analisis yang cermat dari data klinis atau epidemiologis yang terkontrol secara memadai, atau keduanya, yang menunjukkan pengurangan penyakit parah yang terus-menerus dan bermakna," tulis para ilmuwan, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Amukan virus corona makin menjadi, Singapura catat rekor baru kasus harian COVID-19

Para ilmuwan mengatakan, lebih banyak bukti diperlukan untuk membenarkan booster, dan vaksin tetap sangat efektif melawan gejala COVID-19 yang parah, di semua varian virus utama termasuk Delta.

“Secara keseluruhan, penelitian yang tersedia saat ini tidak memberikan bukti yang kredibel tentang penurunan perlindungan secara substansial terhadap penyakit parah, yang merupakan tujuan utama vaksinasi,” kata penulis utama Ana-Maria Henao-Restrepo dari WHO.

Vaksin harus diprioritaskan kepada orang-orang di seluruh dunia yang masih menunggu mendapat suntikan. “Jika vaksin dikerahkan di tempat yang paling baik, bisa mempercepat akhir pandemi dengan menghambat evolusi varian lebih lanjut,” tambahnya.

Hanya, para ilmuan mengakui, beberapa individu, seperti mereka yang mengalami gangguan kekebalan, bisa memperoleh manfaat dari vaksin booster. Ilmuan yang menulis artikel tersebut termasuk ilmuwan top WHO Soumya Swaminathan dan Mike Ryan.

Selanjutnya: B1.4662, varian asli Indonesia yang sedang WHO pantau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×