kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

B1.4662, varian asli Indonesia yang sedang WHO pantau


Senin, 13 September 2021 / 23:05 WIB
B1.4662, varian asli Indonesia yang sedang WHO pantau

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia atawa WHO sedang memantau varian baru virus corona yang memiliki perubahan pada materi genetiknya. Salah satunya B1.4662 asal Indonesia.

WHO menetapkan B1.4662 dari Indonesia dalam kategori virus corona yang memiliki perubahan pada materi genetiknya atau alert for further monitoring.

Tapi, Satgas Penanganan COVID-19 menyebutkan, pengaruh varian yang masuk kategori alert for further monitoring atas angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga perlu penelitian lebih lanjut. 

Melansir laman Covid-19.go.id, menurut Satgas Penanganan COVID-19, WHO menetapkan B1.4662 dalam kategori alert for further monitoring pada April 2021. 

Baca Juga: Satgas COVID-19 minta varian VoC virus corona perlu diwaspadai, ini alasannya

Selain itu, WHO menetapkan dua kategori utama varian virus corona, yakni variant of concern (VoC) atau varian yang menjadi perhatian dan variant of interest (VoI) atau varian yang diamati. 

Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, varian yang perlu diwaspadai ialah VoC. Sebab, sudah terbukti mengalami perubahan karakteristik yang lebih merugikan bagi yang terpapar. 

Misalnya, lebih menular, meningkatkan keparahan gejala, menurunkan efektifitas kekebalan tubuh, menurunkan alat diagnostik, dan menurunkan efektifitas obat dan terapi.

"Dalam menghadapi VoC, respons yang tepat ialah memperketat kebijakan mobilitas dengan skrining berlapis. Khususnya bagi pelaku perjalanan asal negara dimana varian tersebut ditemukan," kata Wiku dikutip dari Covid19.go.id.

"Selain itu, perlu dilakukan peningkatan kewaspadaan terhadap potensi tertular dengan meningkatkan disiplin protokol kesehatan di manapun dan kapanpun kita berada," imbuh dia.

Selanjutnya: Ribuan dosis vaksin Sinovac terbuang sia-sia di Aceh Tenggara, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

×