Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .
Cutterhead TBM yang berada di bagian depan akan bergerak secara simultan dengan menggerus tanah secara perlahan, dengan dibantu mata bor yang bisa mengeluarkan air agar tanah menjadi lunak. Setelah melalui proses tersebut akan dipasang precast beton secara segmental untuk membentuk jalur terowongan. Dikarenakan lokasi Stasiun MRT yang berada di sekitar 2-3 level di bawah permukaan tanah maka dilakukan metode penggalian dari atas ke bawah (top down).
Proses pelaksanaan metode TBM dimulai dengan memasang dinding diafragma, kemudian dipasangkan pondasi beserta kingpost. Lalu dilanjutkan dengan pembuatan plat lantai dasar yang selanjutnya dilakukan konstruksi basement bagian bawah secara bersamaan dengan penggalian.
"Terakhir, kami juga memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan konstruksi nantinya tidak mengganggu aktivitas dan kenyamanan pengguna jalan mengingat bahwa kawasan tersebut merupakan salah satu jalan protokol utama di ibukota,” ujar Novias.
Sebagai informasi, penandatanganan kontrak dilakukan oleh Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim dan Satoshi Tanitomo mewakili konsorsium SMCC-HK JO dan turut disaksikan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kanasugi Kenji, Chief Representative JICA Indonesia Ogawa Shinerogi, serta Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar.
Turut hadir mewakili Hutama Karya dalam penandatanganan kontrak yakni Direktur Operasi I Novias Nurendra dan Executive Vice President (EVP) Divisi Sipil Umum, Ari Asmoko.
Seperti diketahui, keberadaan Proyek Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Paket CP 203 akan mendukung pengembangan Kawasan Kota Tua dimana dapat melanjutkan rute ke arah utara dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Jakarta Kota dengan 7 titik stasiun antara lain Stasiun Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok dan Jakarta Kota.
SMCC dan Hutama Karya memastikan akan selalu melakukan pengawasan dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan proyek. Pembangunan ini diharapkan akan membangun konektivitas antarmoda di Jakarta sekaligus mengurai kemacetan di sekitar daerah tersebut serta meningkatkan wisatawan yang ingin mengarah ke Kota Tua Jakarta.
Selanjutnya: Hutama Karya siap lepas Hutama Karya Infrastruktur IPO tahun ini dengan target Rp2T
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News