Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Resmi membentuk holding BUMN baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), pemerintah gandeng perusahaan global CATL dan LG Chem sebagai mitra kerjasamanya. Proyek holding senilai US$ 17 miliar tersebut juga masih membuka ruang untuk kerjasama dengan negara lainnya.
Adapun untuk holding BUMN Baterai tersebut terdiri dari PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan juga Mining and Industry Indonesia (MIND ID).
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan porsi kepemilikan saham IBC dari masing-masing perusahaan tersebut sekitar 25%. Sedangkan untuk CATL dikabarkan berinvestasi sekitar US$ 5 miliar, sementara LG Chem berinvestasi cukup besar antara US$ 13 miliar hingga US$ 17 miliar.
"Tujuannya agar kekuatan hulu dan hilir bisa disatukan, memiliki industri baterai yang terintegrasi, dan masing-masing (perusahaan) bisa ikut joint venture (usaha patungan)," ungkap Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury dalam konferensi pers Jumat (26/3).
Baca Juga: Erick Thohir bentuk Indonesia Battery Corporation (IBC), produksi 140 GWh di 2030
Dijelaskan Pahala lebih lanjut, proyek holding baterai dimulai dari pertambangan, pembangunan pabrik dan smelter, memproduksi precursor, katoda, battery cell, hingga battery pack. Bahkan pemerintah juga berkeinginan untuk bisa memiliki tempat penyimpanan atau energy storage system (ESS), stabilizer, dan recycling.
Dengan nilai investasi sekitar US$ 17 miliar, dalam 1-2 tahun pertama tahap awal yang dilakukan adalah investasi pada pertambangan dan investasi smelter. Untuk selanjutnya, disusul pabrik produksi katoda dan precursornya.
Di samping itu, Erick mengungkapkan bahwa IBC cukup terbuka untuk bekerjasama dengan berbagai pihak, dengan harapan bisa mengkonsolidasikan potensi sumber daya yang dimiliki. Rencananya, pertengahan April 2021 Erick, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal bertandang ke Amerika Serikat (AS) untuk melihat potensi kerjasama dengan pihak di sana.
Tak hanya Negeri Paman Sam, Negeri Sakura juga rencananya bakal disambangi untuk membahas hal senada. Begitu juga pihak ketiga lainnya yang tengah dijajaki di industri EV global seperti China, Korea Selatan dan juga Eropa. "Jangan pikir IBC memonopoli dengan berpartner pada satu dua pihak, sebaliknya kita berpartner dengan banyak pihak dan harus terkonsolidasi," jelas Erick.
Selanjutnya: Hyundai incar penjualan mobil listrik di Indonesia bisa mencapai 1.000 unit tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News